Selasa, 06 Januari 2015

ff past



PAST
Bree pov

Pagi ini tepat jam 05.00 aku terbangun. Disebelah ku masih terdapat Max suamiku. Kami telah 19 tahun menikah dan mempunyai 3 orang anak. Yang pertama Yipen ,yang kedua Luvian biasa di panggil lulu, dan yang terakhir Taley. Mereka memiliki perilaku yang berbeda satu sama lain, terkadang aku pusing dengan mereka yang jarang sekali akur. Taley yang paling muda dia menjadi bahan untuk di jahili oleh kedua kakaknya, dan dia pasti akan mengadu kepadaku atau Max itulah yang membuat aku pusing. Walaupun begitu aku tetap sayang dengan anak-anakku dan tentunya suamiku, Max.
~
Tepat jam 05.30 aku sudah selesai mandi dan membuat sarapan. Aku langsung menuju kamar anak-anakku untuk membangunkan mereka. Pertama kamar Yipen
“Yipen Bangun ayo sudah pagi kau harus kuliah.” Aku menggoyangkan tubuhnya pelan.
“iya mom” jawabnya pelan
“cepat mandi, mom sudah membuatkan sarapan” ucapku lagi lalu berlalu pergi menuju kamar lulu
~
“hey sweetheart ayo bangun sudah pagi” ujarku sambil menarik selimutnya.
“hey mommy sayang” jawabnya
“cepat mandi nanti kau terlambat” ucapku lagi
“baik mom” jawabnya lalu pergi ke kamar mandi.
“kalau sudah mom tunggu di meja makan ya,mom ke kamar Taley dulu” ucapku sambil pergi ke kamar Taley
~
“baby bangun ayo,sudah siang ini” aku duduk di pinggiran ranjangnya.
“hmmm baik mom” jawabnya yang masih tidak bergerak hanya menjawab asal.
“baby ini sudah siang ayo cepat mandi” ucapku lagi.
“iya mom 5 menit lagi” jawabnya sambil menarik selimutnya.
“baby bangun sekarang atau kamu mau dad yang membangunkan hah?” tanyaku
Dia langsung bangun dan mengambil handuknya lalu masuk ke kamar mandinya.
Aku berlalu pergi dari kamarnya langsung menuju kamarku.
~
“morning honey ayo bangun kau ada meeting hari ini” aku duduk disamping tubuh suamiku yang masih terbaring.
“morning too my beloved,apakah anak-anak sudah bangun?” tanyanya sambil menarikku kedalam pelukannya lalu mencium keningku.
“ya sudah mereka semua sudah mandi.” Jawabku
“Kau mandi sana nanti telat” ucapku melepas pelukannya.
“aku malas mandiin dong” pintanya
Aku langsung melemparkan bantal ke arahnya dan tepat mengenai wajahnya.
“Cepat mandi!!” ucapku sedikit membentaknya.
“Iya baiklah” jawabnya dan berlalu ke kamar mandi
~
Kami semua sudah berkumpul di meja makan.
“Mom aku tidak ingin makan nasi hari ini aku ingin diet” Ucap Lulu memecahkan keheningan
“Ya Lu kau memang harus diet jika tidak mau ku bilang bantet haha,dan harusnya lemakmu itu kau sumbangkan ke Taley dia kan seperti rangka berjalan” ujar Yipen mengejek
“Mommyyyy” Lulu dan Taley berteriak memanggilku.
“Hey sudahlah kalian ini bisa tidak sehari tanpa saling mengejek atau menjahili?” tanyaku
“tidak” jawab mereka serentak
Aku hanya menggelengkan kepalaku
“morning kids” Max datang dan langsung duduk di sebelahku.
“morning dad” jawab mereka lesu
“kenapa kalian?” Tanya Max ke anak-anak
“dia mengejekku” jawab Taley dan Lulu bersamaan sambil menunjuk Yipen.
Max hanya tertawa kecil mendengarnya.
“mom,dad bolehkah aku minta sesuatu?” Tanya taley
“Yes baby kau mau apa?” jawab Max
“aku ingin berangkat bersama daddy” ujar Taley
“loh kenapa kau tidak mau berangkat bersama kakak mu?” Tanya Max
“Karena mereka satu jurusan sedangkan aku berbeda, mereka menurunkan aku di belokan akhir akhir ini, dan aku harus jalan dulu jauh untuk sampai di sekolah” ujar taley
“Yipen,Lulu benarkah begitu?” tanyaku
Mereka hanya diam. Aku dan Max sama sama menggelengkan kepala.
“Okay Taley kau biar daddy yang antar” ucap Max
“Yeay” Taley bersorak sambil menjulurkan lidahnya kearah Yipen dan Lulu.
“Yasudah aku dan taley berangkat duluan ya, kau yipen hati-hati menyetir dan jangan menurunkan adikmu di pinggir jalan mereka bukan cabe” ucap Max
Aku hanya tertawa kecil.
“Taley kau ke mobil duluan sana” ucap Max yang hanya di balas anggukan oleh Taley.
“mommy aku berangkat dulu” ucap taley mencium pipiku
“Kau hati-hati dirumah honey” Max mencium bibirku ku sekilas.
“Iya kau juga hati-hati” jawabku sambil tersenyum.
Lalu Max berlalu pergi ke mobilnya dan langsung menjalankan mobilnya.
“mom aku juga berangkat ya” Yipen memelukku dan langsung menuju ke luar.
“aku juga mom” ucap Lulu sambil memcium pipiku.
“katakan pada Yipen hati hati saat menyetir okay” aku mengelus rambut Lulu.
“iya mom” jawabnya singkat dan berlalu pergi.
~
Sore ini semua keluargaku sudah berada di ruang keluarga, kecuali Max yang masih ada urusan di kantornya
“Hey rangka berjalan bagaimana sekolahmu?” Yipen bertanya kepada Taley
Aku hanya tertawa kecil dan pura-pura tidak mendengengarnya.
Taley yang sedang membaca buku langsung melemparkan bukunya kearah Yipen.
“Sepertinya akan terjadi perang dunia 3” Ucap Lulu.
“Hey ka Lulu, bukan kah dia tampan?” Tanya Taley sambil menunjukan sebuah foto dari handphonenya kea rah Lulu.
“tidak-tidak,lebih tampan guru private mu” jawab Lulu
“siapa?? Mr.six? nooo dia menyebalkan” ucap Taley
“Dia tampan sekali kau ini” balas Lulu
“Sudah-sudah yang jelas aku lebih tampan” Yipen datang membawa banyak sekali makanan
Aku langsung berlalu pergi, karena aku tahu ruang keluarga pasti akan menjadi hancur. Tidak lama bel rumah pun berbunyi. ‘Ting Nong… Ting Nong…’ Aku langsung membuka pintu rumah dan ternyata tidak ada orang disana. Dan tepat disana aku melihat kebawah dan disana terdapat sepucuk surat dari seseorang yang dirahasiakan. Aku membuka sepucuk surat itu dan didalam surat itu terdapat kata kata ‘ KELUARGA MU AKAN HANCUR ‘ dengan menggunakan tinta merah. Melihat itu aku kaget dan Taley datang menemuiku menanyakan siapa yang datang bertamu ke rumah.
“bukan siapa siapa baby, hanya saja mommy mendapat sepucuk surat.”
“surat? Surat dari siapa mom? Surat cinta yaa??” ujar Taley dengan bergurau
“apa apaan sih kamu ini baby, bukan surat cinta”
“lantas apa dong mom? Mommy membuat aku jadi penasaran saja” ucap taley sambil bertanya Tanya
“ahh sudah kamu masuk saja sana ini hanya surat dari kantor daddy” jawab ku
“ya sudah” Taley masuk kembali ke ruang keluarga dan mengambil makanan dari tangan Yipen lalu pergi ke kamarnya.
“Heyyy!! It’s mine” Yipen berteriak dan mengejar Taley ke kamarnya namun Taley berhasil mengunci pintunya.
~
Aku langsung menuju kamar ku dan menyembunyikan surat itu di bawah baju di dalam lemari.
Tidak lama bel berbunyi lagi.
“Biar aku yang buka mom” Ucap Lulu
Karena aku penasaran akupun keluar melihat siapa yang datang.
“hai sayang” Max Masuk dan memeluk Lulu.
“Dimana yang lain honey?” Tanya Max sambil mendekatiku
“Taley di kamarnya, Yipen aku tidak tahu sepertinya di dapur” Jawabku
“Aku ingin menemui mereka” ucapnya.
Aku menahan tangannya
“kau mandilah dulu honey aku sudah menyiapkan air, kau pasti lelah nanti juga bertemu saat makan malam” Ujarku
“Okey baiklah” Jawabnya dan berlalu ke kamar
~
Max dan aku sudah berada di ruang makan. Tetapi anak-anak belum juga turun.
“Hey kids!! Let’s go dinner” Max berteriak memanggil anak anak
“yes dad, wait” ucap Yipen
“sebentar” teriak Lulu
“five minute again dad” lanjut Taley
“kenapa mereka seperti berada diruang yang sama? Tumben sekali” Max bertanya kebingungan
“Mungkin mereka sudah akur. Atau mereka sedang merencanakan sesuatu” jawabku
“Mungkin saja mereka sedang membicarakan tentang gebetan mereka di sekolah” ujar Max sambil terawa kecil
“Tidak bolehh!! Taley masih terlalu kecil untuk pacaran” aku menyanggah
“Heyy, Taley sudah remaja. Biarkan saja dia jatuh cinta” Max berbicara sambil berjalan kearah tangga.
Sebelum Max naik untuk memanggil mereka, Taley Yipen dan Lulu sudah berada di tengah tengah tangga.
“Kenapa lama sekali?” aku bisa mendengar Max bertanya kepada anak anaknya
“Tadi Taley mengajak kami bermain dulu” jawab Lulu
“Ko aku? Selalu saja aku yang disalahkan” ucap Taley sambil berlari ke ruang makan.
~
Akhirnya Kami makan sambil bercanda. Aku tidak menceritakan sedikit pun tentang surat itu ke keluargaku aku tidak ingin mereka panik.
“Mom kenapa kau melamun” Aku mendengar Lulu bertanya ke padaku.
Mereka semua sedang menatapku
“Honey kau baik-baik saja?” Tanya Max
“Ya aku tidak apa apa hehe” Jawabku asal.
“mom,dad kalian tau tidak besok hari apa?” Tanya Taley
“Hari selasa baby, memangnya ada apa?” aku balik bertanya
Taley menepuk jidatnya sendiri.
“Ya besok hari selasa daddy ada meeting lagi mungkin bisa sampe larut malam” ujar Max
“yah daddy meeting terus nih” Ucap Yipen sambil mengunyah makanannya
“Hey Yipen jika ingin bicara telan dulu makananmu, mengajarkan yang tidak baik saja pada adik-adikmu” Max menegur Yipen.
Yipen dan yang lainnya hanya diam.
Selesai makan kita semua pergi kekamar masing-masing.
~
“Hey honey apakah terjadi perang hari ini” Tanya Max
“Ya tentu saja,tidak pernah terlewatkan” jawabku sambil berbaring di sebelahnya
“hahaha” dia hanya tertawa kecil
Aku mendekatinya lalu memeluknya. Kami pun tertidur.
~
Jam berapa ini knp diluar sangat berisik. Aku melihat jam ternyata masih jam 00.00. Aku pun kembali tidur, namun tiba tiba lampu kamar menyala dan suara terompet mengagetkan ku dan sepertinya Max juga
“Selamat Ulang tahun pernikahan Mommy, Daddy” Taley naik ke tempat tidur dan mencium pipi kami satu persatu.
“kalian mengingatnya? Bahkan kami lupa” ucap max memeluk Taley.
“Tentu saja kami mengingatnya” Jawab Yipen sambil menyalakan lilin berbentuk 19 di cake yang Lulu bawa.
“sekarang tiup ini mom,dad” Lulu mendekati kami
Aku dan Max meniup cake itu bersamaan lalu memeluk mereka satu persatu.
“Sudah kalian kembali tidur sana, masih sangat pagi” Ucapku
“baiklah” jawab Lulu
Mereka kini sudah keluar dari kamarku
“selamat ulang tahun pernikahan honey” Max menyodorkan sebuah kotak kecil.
“apa ini?” tanyaku
“buka saja” jawabnya
Dan saat ku buka ternyata isinya adalah sebuah kalung perak
“sini kupaikan” Ucap Max sambil mengambil kalung itu
Setelah terpasang aku melihat ke cermin.
“kalung ini cocok untukku,terimakasih Max” aku mendekatinya dan mencium bibirnya.
~
Pagi ini anak-anak dan Max sudah berangkat.
“huh tidak enaknya sendirian dirumah” ucapku sambil terus mengganti saluran di TV
“Lebih baik aku membersihkan rumah saja” aku bangkit dan langsung menuju ke atas, kamar anak anak.
~
Tepat jam 11.45 aku sudah selesai membersihkan seluruh ruang di rumah ini.
Saat aku menuju dapur untuk memasak. ‘Ting nong…. Ting nong…’ bel pintu berbunyi.
Aku langsung membuka pintu dan tidak ada siapa-siapa. Saat aku berjalan satu langkah keluar aku menendang sesuatu. Sebuah kotak yang di bungkus rapi tepat berada si bawah kaki ku. Aku langsung mengambil kotak itu dan membawanya ke dalam rumah.
“Pasti ini kerjaannya Max atau anak-anak” ucapku lalu duduk dan membuka kotak itu.
Aku terkejut saat melihat isi kotak itu adalah 5 boneka yang terdiri dari 2 boneka besar laki -laki dan perempuan. Dan 3 boneka kecil dengan 2 perempuan dan 1 laki-laki. Yang membuat aku terkejut adalah semua boneka itu kotor, badannya seperti sudah di tusuk-tusuk. Aku menutup kotak itu lagi dan membawanya keluar untuk ku buang. Saat aku sudah tepat berada di depan tong sampah, semuanya menjadi gelap.
~
Max pov

Meeting hari ini sudah selesai, tidak kusangka meeting hari ini hanya sebentar. Handphone ku tiba-tiba saja berbunyi. Saat kulihat ada pesan masuk namun nomernya tidak dikenali. Aku langsung membuka pesan itu, dan isinya adalah sebuah foto. Tanpa pikir panjang aku langsung menuju mobilku dan menjalankannya sangat cepat menuju rumah. Setelah sampai dirumah aku langsung membuka pintunya dan ternyata tidak di kunci. Di ruang keluarga terlihat 3 anak ku sedang bercanda ria.
“Dimana mom?” tanyaku beruhasa tenang
“Tidak tahu dad saat aku pulang mommy sudah tidak ada di rumah dan pintu rumah terbuka begitu saja” Jawab Taley
“cepat kalian pergi ke mobil” ucapku
Mereka semua menurut dan langsung pergi ke mobil. Aku menjalankan mobilku sangat cepat.
“Yipen nyalakan GPS mu lacak nomer ini” aku menyerahkan handphone ku
“Baik” Jawabnya singkat
“Daddy ada apa ini?” Tanya Lulu
“Lihat nanti saja” jawabku
“Daddy pelan-pelan” Ucap Taley
“Mommymu hilang dan kau masih bisa bilang pelan-pelan hah” balasku sedikit mebentak
“mommy hilang?” Tanya Yipen
“ya seseorang menculiknya dan mengirimkan foto mommy kalian sedang diikat” jawabku
Aku melihat ke belakang Taley sangat ketakutan.
“sayang bisa kau kencangkan sabuk adikmu?” ucapku pada Lulu
“Baik dad” jawabnya lalu dia mengencangkan sabuk Taley
“maafkan Daddy tadi membentak mu baby” ujarku dan dia hanya diam ketakutan
“daddy disana di gudang itu” Yipen menunjuk sebuah gudang di ujung jalan
Aku langsung menambah kecepatan mobilku dan langsung menabrakkannya ke pintu gudang itu. Aku dapat mendengar Taley dan Lulu berteriak.
“Kalian tidak apa-apa?” Tanyaku melihat ke belakang
Mereka hanya mengangguk.
~
Bree Pov

Aku terbangun dan kepalaku sangat pusing.Aku mengedarkan pandanganku ‘dimana ini?’ ucapku di dalam hati. Aku baru tersadar bahwa aku diikat di sebuah kursi di dalam gudang penuh debu. Dari kejauhan terdengar suara langkah kaki mendekati ku
“siapa kamu? Apa yang kau inginkan dari ku?” aku berteriak sangat keras.
Aku dapat melihat bahwa dia adalah seorang pria menggunakan masker. Tidak lama dia membuka maskernya.
“Four” ucapku kaget
“kau masih mengenaliku hah?” tanyanya
“mau apa kau ini? Apa masalah mu dengan keluarga ku?” aku balik bertanya
“kau tidak ingat hah? Kau tidak ingat kejadian 19 tahun yang lalu? Kau memutuskan hubungan kita dan menikah dengan laki-laki sialan itu.”
“Aku memang mencintainya” jawabku
“seharusnya aku akan merusak keluargamu setahun lagi tepat saat 20 tahun pernikahan kalian,namun anakmu yang terkecil membuatku ingin melakukannya sekarang” ujarnya.
Dan tiba tiba pintu gudang itu di tabrak oleh sebuah mobil yang sangat kukenali, ya mobil Max. Tidak lama Max keluar dari mobilnya dan disusul anak anak.
“Max kenapa kau membawa anak-anak? Kau gila?” tanyaku
“Aku tidak mau mereka di bunuh di rumah” jawabnya
“Akhirnya semuanya berkumpul” Ujar Four
“Lepaskan istriku” balas Max.
“Tenang saja kalian akan ku lepaskan, lepaskan ke neraka hahaha” Ujar Four sambil tertawa.
“wow lihatlah anakmu yang itu” ucapnya menunjuk Taley
“bukankah dia yang telah menyakiti anakku” lanjut four
“Jadi kau ayah dari Iky?” Tanya Taley
“Ya kau benar anakku menceritakannya semuanya padaku,kau lebih memilih Mino kan orang yang baru kau kenal dari pada anakku yang sudah kau kenal lama.” Ucap Four ke taley.
“Jadi dia mengadu cih kekanak kanakan sekali, asalkan kau tau saja aku dan Iky memang dekat tapi aku hanya menganggapnya sahabat, dan Mino dia adalah pacarku.” Jawab Taley.
“Sudah 2 kali Bree kau menyakiti ku” ucap Four
“CINTA TIDAK BISA DI PAKSAKAN” bentak Lulu
“Keluargamu lah yang salah mengartikan semua ini” ujar Yipen
“Diam kau bocah tengil!!” ucap Four sambil mengarahkan pistol ke arah anak anak
Max menarik tangan Taley dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya,
“Kau bermasalah dengan ku, bukan dengan mereka!!” ujar ku
Lulu berlari ke arah mobil dan sebelum dia sempat menutup pintu mobil, kakinya tertembak oleh Four.
“Tidakkkk!!!” teriakku
Aku mencoba melepas ikatan ku dan ternyata aku berhasil melepas ikatannya, Four tidak menyadarinya.
Max mengambil sesuatu dari sakunya dan langsung melemparkannya kearah Four.
“Aaaarrrhhhgggttttt!!!!” Four menjerit kesakitan. Tepat di tangan kirinya tertancap pisau Max
“Bukankah sakit?” Tanya Max
Dari belakang, aku membawa sebilah kayu dan memukulkannya ke kepala Four. Dia sempat terdiam namun dengan cepat dia berbalik dan mencekikku.
“Kau siap sayang?” ucap Four sambil menodongkan pistol kearah ku
“Mommyy… Don’t do it. Ku mohon jangan lakukan itu kepada mommy!!!” Taley berteriak sambil menangis
“Jika kau mau, tembaklah aku!!!” lanjut Taley
Sebelum sempat Four menembakkan peluru ke kepala ku, tiba tiba …
“Angkat tangan. Jangan bergerak” ujar polisi yang berhasil ditelfon oleh Lulu.
Polisi langsung menuju kearah Four. Dan Four dibawa oleh polisi menuju mobil polisi.
Mereka semua berkumpul dan saling berpelukan. Tetapi tidak dengan Lulu.
“Oya, Lulu. Kita harus segera ke mobil.” Ucap Max mengingatkan
Mereka semua berlari kearah mobil dan melihat keadaan Lulu yang telah pingsan dan berlumuran darah di kakinya.
“Oh tidak, lukamu cukup parah” ucap Max kaget
“Sebaiknya kita membawanya ke rumah sakit” ucapku
~
Selama di perjalanan Taley menangis sambil memeluk Lulu. Sasampainya di rumah sakit Lulu langsung di larikan ke ruang UGD.
“Kakamu tidak akan apa-apa baby” Max datang memeluk Taley erat.
Taley hanya diam.
“Mom ini minumlah” Yipen menyodorkan secangkir teh lalu dia duduk di sebelahku dan merangkulku
Aku mengambilnya dan meminumnya sedikit.
Tidak lama dokter pun keluar. Aku dan yang lainnya langsung berdiri menghampiri dokter itu.
“Anak kalian kalian tidak apa-apa,kita sudah mengeluarkan peluru yang ada di kakinya tetapi dia belom bisa berjalan lancar beberapa bulan ke depan.” ucap dokter itu
“terimakasih dok” balas Max.
“Apakah ka Lulu bisa berjalan lancer lagi?” Tanya Taley
“tentu saja dia bisa baby” jawabku.
~
-1 tahun kemudian-
“dimana anak-anak jam segini belom pulang?” Tanya Max
“Aku tidak tahu mungkin sedang jalan-jalan” Jawabku
“selamat ulang tahun perniakahan mom,dad” Yipen datang bersama seorang perempuan. Dia memberikan dua lembar kertas.
“apa ini sayang?” tanyaku
“lihat saja,aku keatas ya” jawabnya sambil menarik pacarnya
“Selamat ulang tahun pernikahan mom,dad” Lulu datang bersama Six guru private taley dan memberikan mereka memberikan kotak besar yang di bungkus rapih.
“terimakasih sayang” Ucap Max
Belum sempat aku bertanya apa isi dari kotak itu Taley datang bersama Mino
happy wedding anniversary mommy,daddy” dia memelukku dan Max
“terimakasih baby” ucapku
“Ini dariku dan Mino” Dia memberikan kotak besar juga namun yang ini lebih empuk.
“Taley ayo kita mulai belajar” Ucap Six tiba-tiba
“Whattt??” Taley  berteriak
Aku dan yang lainnya hanya tertawa kecil
~
Anak-anak sudah berada di lantai atas semua kini tinggal aku dan Max yang ada di bawah.
“Hey ayo lihat hadiah dari mereka” Ucap Max
Pertama aku melihat hadiah dari Yipen dan kita kaget ternyata kertas itu adalah voucher honeymoon di Hawai.
“Lumayan juga” ucap Max aku langsung melemparkan bantal ke arahnya.
Yang Kedua Dari Lulu. Max merobek dus yang membungkus hadiah itu.
“Apa ini?” Max mengeluarkan beberapa peralata dan mainan Bayi aku sangat terkejut.
“Sudahlah ayo buka yang Taley” Ucapku
“wow ini adalah baju” ujar Max
Aku mendekatinya dan aku Kaget lagi karena baju baju yang sangat banyak itu adalah baju bayi.
Max dan aku saling menatap.
“YIPEN, LULU, TALEY!!! KESINI KALIAN”

~THE END~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar