Kamis, 12 Februari 2015

FF Plano


PLANO

Sara kembali menatap selembar foto di tangannya itu dengan mata yang berkaca-kaca. Setega itukah mereka hingga merampas putri kecil kesayangannya itu darinya? Sekejam itu kah mereka memisahkan seorang ibu dengan bayi kecilnya yang belum genap sebulan umurnya?

Wanita itu duduk termenung di kursi santai di teras depan rumahnya, menatap kosong ke pekarangan di seberang. Cahaya mentari pagi dengan hangatnya menerpa kulitnya yang pucat, walaupun begitu, tetap saja seluruh tubuhnya terasa dingin seperti Alaska. Tidak akan ada yang dapat menggantikan kehangatan itu selain putri kecilnya, Mandy.

Kemana ia harus mencari gadis kecil kesayangannya itu? Semenjak kepergian suaminya Dean, Sara tak punya siapapun di dunia ini. Tak ada kerabat dekat yang ia kenal yang masih hidup. Setidaknya tak ada......

Ah, Sam Winchester.

Adik lelaki Dean itu menghilang begitu saja seusai upacara pemakaman mendiang suaminya. Tepat sehari sebelum Sara dibawa ke rumah bersalin untuk mengantarkan putri kecilnya ke dunia.

Mencurigakan? Ia tak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Bahkan, ia tak pernah memikirkan apapun selain Mandy. Hanya ada Mandy dan Mandy yang ada di pikirannya.

Sara mulai beranjak dari tempat duduknya. Ia sadar, hanya termenung saja tak akan mengembalikan gadis kecilnya itu padanya. Ia harus melakukan sesuatu, apapun itu. Semakin lama ia membiarkan putrinya lepas darinya, semakin kecil kemungkinan ia akan dapat berjumpa dengan putrinya lagi.

Ia segera membongkar lemari pakaian di dalam kamarnya, mencari-cari sebuah buku yang pernah dibawa-bawa oleh mendiang suaminya saat berburu. Dapat. Sara segera membolak-balik halamannya, matanya memindai seluruh informasi yang tertulis hingga tertuju pada suatu deretan nomer.

Sara segera mengambil telepon di kamarnya dan menekan nomer-nomer itu, terlalu tergesa untuk mengeceknya dua kali. Nada sambung itu akhirnya terangkat. Dengan bibirnya yang bergetar ia mengucapkan salamnya, "Halo."

"Halo, Sara," suara di ujung sana membalas dengan segera.
“Si…siapa disana?” ucap sara terbata-bata
“kau tidak ingat sara?  Aku bos mu”
“bos ku?”
“ya bos mu,sebelum kau mengandung kau kan pernah bekerja di perusahan ku bersama adik iparmu”
“SOS? Mr.Dal kau kah itu?”
“akhirnya kau ingat spy terbaik ku, bagaimana kabarmu?”
“aku sangat tidak baik, putriku hilang”
“hilang? Kenapa bisa?”
“aku tidak tahu, mungkin karena aku bodoh,apa sam ada disana?”
“kau tidak bodoh sara. Ya sam dia disini”
“Apa dia baik baik saja?”
“ya dia baik namun sejak kepergian kakaknya dia jadi sering termenung”
“Mr.dal boleh aku kesana menemuinya?”
“Ya tentu saja boleh namun jangan sekarang dia sedang menjalankan misi”
“lalu kapan?”
“datanglah besok siang”
“Oke mr.”
Sambungan telefon pun terputus. Sara akhirnya beranjak untuk tidur. Sebelum tertidur dia memikirkan putri kecinya lagi “hay baby dimanapun kau berada aku sangat menyayangimu mandy maaf aku tidak bisa menyanyikan lagu atau membacakan cerita penghantar tidur untuk mu aku memang ibu yang bodoh good night my baby mandi mom always loving you” itu lah yang ada dipikiran sara. Mandy Mandy Mandy dan beribu pertanyaan tentang apa yang terjadi pada dirinya.

Keesokan paginya dia terbangun dan bergegas mandi. Setelah selesai mandi dan sarapan dia termenung lagi di ruang keluarga. Ruang yang seharusnya berisikan dirinya, suaminya dan putri kecilnya di dalam sebuah ranjang bayi yang memang dia beli satu untuk di ruang keluarga dan satu untuk di kamar bayinya. Namun apa daya kini ruangan ini kosong hanya berisikan dia, benda benda mati dan suara dari TV yang sengaja dia nyalakan.
“Untuk apa semua ini. Untuk apa rumah mewah sebesar ini kalau hanya aku yang mengisi” sara berteriak lalu menangis. Dia teringat kembali akan putri kecilnya dan suaminya. Jam menunjukan pukul 13.30 sara teringat akan janjinya dengan mr.Dal dan diapun bersiap siap untuk pergi.
Sara menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh. Sampai akhirnya dia mendengar wanita berteriak dari depan sana. Sara langsung menginjak pedal rem. Hanya berjarak kurang dari satu meter wanita itu sekarang berada. Jika Sara telat menginjak rem mungkin dia sudah melihat wanita yang sedang mendorong kereta bayinya itu mati tertabrak. Sara akhirnya keluar dari mobilnya dan berlari kea rah wanita itu.
“Kau tidak apa-apa?” sara bertanya sambil melihat wanita itu, namun matanya langsung tertuju pada bayi di dalam kereta itu.
“Ya aku baik-baik saja” wanita itu menjawab. Wajahnya masih kelihatan shock/
“Maaf kan aku. Aku sungguh-sungguh minta maaf” ucap sara yang masih tertuju pada bayi di dalam kereta bayi tersebut. Bayi itu tersenyum pada Sara. Sara tidak sadar sekarang pipinya sudah basah dengan air mata.
“mengapa kau menangis?” wanita itu bertanya
“aku teringat akan bayiku, sekarang dia hilang entah kemana” Tangisan sara semakin menjadi-jadi
wanita itu akhirnya menggendong bayinya dan memberikanya kepada sara.
“ini gendonglah siapa tau bayiku bisa mengurangi rasa rindumu, aku turut berduka atas hilangnya bayimu” ujar wanita itu.
Akhirnya sara menggendong bayi itu dia memeluk bayi itu sangat erat.
“Bayi yang cantik” Gumamnya. Sara pun kembali mengembalikan bayi itu ke ibunya.
“ini jaga dia baik-baik” Sara pun kembali mengembalikan bayi itu ke ibunya.
“Semoga bayimu cepat diketemukan ya” wanita itu berkata sambil berlalu pergi.
Sara hanya tersenyum akhirnya dia kembali ke mobilnya dan menjalankan mobilnya dengan perlahan kali ini.

Sara telah sampai di gedung bertuliskan SOS. Dia langsung keluar dan menuju ruang mr.Dal. Sangat mudah baginya menemukan ruangan itu karena dia memang pernah bekerja disini.
“Hello mr.Dal” sapa sara ketika dia di ijinkan masuk ke ruangan bos di perusahaan ini.
“Hai sara, sudah berusaha mencari putrimu?” mr.Dal bertanya
“aku sudah coba tapi tidak dapat di temukan.” Sara menunduk
“Sudahlah, bagaimana jika kau bekerja kembali disini? Dan sekalian juga kau bisa mencari putrimu itu.” Tawar mr.Dal
“Hmm baiklah mr” jawab sara. Setidaknya dia sekarang bisa melakukan sesuatu dan bisa sekalian mencari anaknya pikirnya.
Tidak lama kemudian pintu ruangan itu terbuka dan munculah Sam adik ipar Sara.
“Sam” sara berlari memeluk sam.
“Sara maafkan aku tidak mengabari mu” sam berkata suara bergetar.
“sam aku memang ibu dan istri yang buruk” sara berusaha menahan tangisannya/
“hey tidak tidak kau adalah istri dan ibu yang terbaik sara” Sam menenangkan.
“sam….” Sara sudah tidak bisa menahan tangisannya dan akhirnya dia menangis di pelukan sam.
Sara akhirnya resmi menjadi spy kembali. Dia di gabungkan bersama Sam, Carlson yang akbrab di panggil carl dia adalah salah satu mata-mata baru terbaik di SOS, dan satu lagi Sue dia adalah kekasih Sam. Mereka akhirnya di satukan menjadi satu grup.
Mereka sudah menjalankan berbagai misi dan tidak ada yang pernah gagal. Semakin lama hubungan Sara dan rekan satu timnya semakin dekat. Terutama hubungannya dengan Carl. Ya bagaimana tidak dekat Sara sudah bercerita semuanya kepada Carl dan Carl pun bersedia membantu sara mencari putrinya.

SARA POV
Malam ini Carl dan aku makan malam bersama di sebuah restaurant.
“Kau ini kalo makan pelan-pelan saja”  Ucap sam memecahkan keheningan.
“hehehe” aku hanya tertawa kecil.
Tiba-tiba saja carl mendekatkan wajahnya ke padaku. Aku sangat bingung harus melakukan apa akhirnya aku memejamkan mataku. Hey apa ini kenapa aku tidak pukul saja dia kenapa aku harus… aku merasakan ada jari yang mengusap bibirku lembut, aku pun membuka mataku dan terlihat carl sedang membersihkan bibirku
“kenapa kau memejamkan matamu?” Tanyanya
“ti..ti..tidak apa apa” jawabku terbata bata
“apa kau berpikir aku akan menicium mu?” Tanyanya lagi
“APA!!” aku berteriak hingga hampir  seisi restaurant itu menatapku
“tenanglah kau ini ada-ada saja lagian siapa juga yang ingin mencium mu ciuman ku ini mahal tau” Ucapnya dengan percaya diri.
“Yak! Siapa juga yang mau dengan ciuman itu” ucapku sedikit membentaknya
“itu buktinya kau memejamkan matamu tadi” dia berkata sambil menatapku. Aku yakin sekarang mukaku sudah seperti kepiting rebus.
“sudahlah ayo kita pulang” aku langsung beranjak dari tempat dudukku dan berjalan keluar.

Aku dan carl kini sudah berada di depan rumahku.
“Kau ingin masuk dulu?” Tawarku pada carl
“tidak terimakasih aku tidak ingin ketiduran dirumahmu” Jawabnya
“Oke kalo gitu aku masuk ya” Ucapku
saat akan melangkah maju carl menarik tangan ku dan aku akhirnya terjatuh kedalam pelukannya akupun membalas pelukannya.
“ingat yang aku bilang di mobil jangan terlalu memikirkan Mandy okey aku akan berusaha menemukannya dimana pun dia berada dan tidurlah dengan nyenyak” bisiknya. Aku hanya menganggukan kepalaku di dalam pelukannya. pelukan yang membuatku merasa tidak ingin melepaskannya.
“oke sekarang tidurah jangan sampai aku mendengar bahwa kau ingin tidur di pelukan ku” bisiknya lagi
aku langsung melepaskan pelukanku dan menendang pelan kakinya lalu berlari kearah pintu rumahku.
“good night jangan lupa kunci pintu karna aku tidak mau mendengar berita bahwa kau hilang besok haha” dia berteriak lalu masuk ke mobilnya dan menjalankannya.
Aku pun langsung pergi ke kamar dan tertidur.

12 TAHUN KEMUDIAN

Author pov
Hari demi hari telah dilalui Sara. Namun sara masih belum bisa menemukan anaknya Mandy. Dia dan carl juga di bantu tim dari SOS lainnya sudah mencarinya kemana mana tapi Mandy belum juga ditemukan. Hari ini dia harus mengahadiri rapat penting di SOS.

Sara pov
“Selamat pagi semua” Mr.Dal masuk dengan mengunakan jas putih rapih.
“Tumben sekali dia rapih begitu” Bisik Carl yang berada tepat di sebelahku
Aku menghiraukan ucapan Carl karna memang dia benar tidak biasanya Mr.Dal rapih
“Hari ini kita kedatangan spy baru. Dia cantik dan usianya sangat muda tapi keterampilan dan kelincahannya sudah tidak diragukan lagi. Dia sudah sangat terlatih.” Ucap Mr.dal panjang lebar
Lalu terlihat seorang gadis cantik memakai pakaian hitam hitam masuk dan berdiri di sebelah Mr.Dal
“Ini dia, Namanya Viona sangat cantik kan” Mr.Dal berkata sambil melihat sekeliling
“Dia memang cantik tapi anaku akan lebih cantik darinya” gumamku
“apa kau bilang?” Tanya carl
“kau mendengarnya?” Tanyaku balik
“Tidak hanya samar.” Jawabnya
Aku menghela nafas lega.
“Hallo semunya saya Viona mohon bantuannya” anak itu berkata sambil membungkuk.
Akhirnya rapatpun di akhiri dan Viona si anak baru di masukan ke dalam grup ku. Kami pun akhirnya bertemu di café tempat biasa aku dan carl makan.
“Hai Viona” sapa Sam
“Hallo ka” jawabnya so imut
“Berapa umurmu?” Tanya carl
“12 tahun” jawabnya lagi.
“salam kenal dari kita semua ya Vio semoga kamu dapat bekerja sama.” Sue berkata
“Iya mohon bantuannya” Ucap viona
‘jujur saja saya kurang suka dengan dia haha’ ucapku dalam hati.
setelah selesai basa basi kami pun pulang ke rumah masing masing.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari demi hari telah berlalu. Aku dan viona sudah mulai bisa bekerja sama dalam beberapa misi kemarin. Entah kenapa aku merasakan memiliki feel yang kuat terhadap viona. Sekarang aku dan rekan satu tim ku sudah berada di sebuah gedung yang diercaya sebagai markas para mafia. Aku dan rekan satu tim ku di perintahkan untuk mencari tau sekaligus menangkap dalangnya para mafia ini.
“Hey aku yakin bos meraka itu yang sedang duduk di pojok sana” Bisik viona
“Ya aku pun yakin” lanjut sue

Akhirnya kami berjalan mengendap-ngendap mendekati sang bos mafia. Saat sudah dekat tidak sengaja aku menjatuhkan salah satu cankir yang brada di dekatku. Baku tembakpun akhirnya terjadi. Viona dengan lincahnya bisa menerobos mendekati bos mafia itu. Namun dari jarak jauh aku sudah siap untuk menembak bs mafia tersebut. Namun saat aku akan meluncurkan peluruku aku tidak sadar ada seseorang yang akan menembaku dari arah belakang bos mafia itu.
“NOOO” aku dapat mendengar teriakan Viona disaat yang bersamaan akupun meluncurkan peluruku dan tepat mengenai kepala bos mafia tersebut. Karena ruangan ini penuh debu aku tidak dapat melihat apa yang terjadi dengan Viona.
Tidak lama kemudian Carl menghampiriku dan berkata bahwa Viona tertembak karena melindungiku dari anak buah bos yang ada di belakangnya tadi. Aku sangat merasa bersalah padanya. Akhirnya dia dilarikan ke rumah sakit. Aku sangat ini menemaninya di rumah sakit tapi tidak bisa karena Mr.dal memnaggil kami. Aku dan lainnya akhirnya kembali ke gedung SOS.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Bagaimana misi kalian” Tanya Mr.dal saat kami baru saja sampai di ruangannya.
“Seperti yang kau ketahui kami berhasil membunuhnya namun Viona tertembak” Ucapku sinis.
“Sara sepertinya kau sudah harus mengetahui sebenarnya” Mr.dal menghampiriku dan memberikan sebuah surat. Surat ini ditulis dengan bahasa Portugal. Aku sempat mempelajarinya dengan suamiku karna dia memang bisa berbahasa Portugal.
“Apa ini aku tidak mengerti” tanyaku
“Kau tidak mengerti atau malas membaca?” Carl malah bertanya balik kepadaku.
“itu adalah surat dari suamimu sara, surat yang berisikan semua ini.” Ucap Mr.dal
“apa? suamiku? Bisa kalian jelaskan?” aku sedikit panic
“ya sara kakaku sebelum meninggal dia menulis surat untukku surat yang memerintahkan ku untuk mengambil anakmu” jelas sam
“Apa jadi kau yang mengambil anaku hah? Kembalikan mandy!!” bentakku sembari mengeluarkan pisau dan melangkah mendekati sam. Namun carl memeluku dari belakang sehingga langkahku berhenti. Kini aku sudah tidak bisa menahan air mataku lagi.
“tenang sara aku belum selesai berbicara, suamimu memiliki alasan. Dia bilang dia hanya ingin mengetest mu apakah kau akan masih mencintai mandy walaupun dia sudah tidak ada dia hanya tidak ingin melihat itu semua namun aku percaya kau telah berusaha sekuat tenaga untuk mencari mandy aku tau kau menyayanginya dan perlu kau tau bahwa kita semua disini sudah mengetahuinya sejak dulu” Ucap sam panjang lebar.
Aku sangat terkejut dengan ucapan sam tadi.
“Jadi kau juga mengetahuinya?” Tanyaku pada carl
“iya maafkan aku” jawabnya.
“Sekarang tolong bawa aku ke Mandy!!” ucapku
“Mandy sudah bersamamu beberapa bulan yang lalu” jelas Mr.dal
“Apa??” aku sangat sangat terkejut dan tidak percaya
“kau benar benar tidak tau sara? Viona sara Viona dia adalah anakmu mandy aku melihat kalian memiliki feel yang kuat” Kali ini sue berbicara
Aku sungguh tak percaya semua ini.
“jadi selama ini…” aku menangis dan memeluk Carl.
“kau ingat saat Viona akan jatuh dari gedung pada saat itu kau yang antusias menolongnya dan tadi saat kau akan tertembak viona yang rela mengorbankan dirinya untukmu sudah terlihat jelas bukan kalian memiliki hubungan special?” Carl berkata sambil memelukku erat
“antarkan aku ke rumah sakit” ucapku.
“Baiklah” jawab mereka serempak.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Setelah sampai di rumah sakit tepatnya diruangan Mandy aku langsung duduk dan di sebelah ranjangnya, menatapnya, dan aku baru sadar bahwa ia memang mandy ia sangat cantik sekarang. Akhirnya aku mencium kepalanya dan menggemgam erat tangannya. Tidak lama kemudian dia tersadar. Mukanya sangat pucat namun itu tidak mengurangi kecantikannya.
“Ada apa ini?” Tanyanya.
“Mandy” aku menangis lalu memeluknya erat.
“Mandy?” dia kebingungan
“Ceritanya panjang sayang . intinya kau adalah anakku yang hilang” jelasku
“apa?” tanyanya lagi
“sudahlah kau masih perlu banyak istirahat” ucap sam
“mom?” dia memanggilku sambil menarik tanganku.
aku sangat senang akhirnya aku mendengar mandy memanggilku mom.
“kalau kau ibuku mana ayahku?” tanyanya
“ayahmu sudah di surge dia sudah tenang melihat kita bersatu sekarang, tapi sekarang kau akan mempunyai ayah baru” ucapku melirik carl.


~~~THE END~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar