CASTLE
Length :
Oneshoot
Cast : All
Master & Mistress
Kat pov
Suara riuh membangunkanku, saat ku melihat jam ternyata masih
pukul 6.30 pagi. Saat ku lihat Bree, Blaire dan Cia sudah beranjak dari tempat
tidur dan aku tidak tahu mereka dimana. Aku memutuskan untuk beranjak dari
tempat tidurku untuk mencari tahu apa yang terjadi. Saat ku membuka pintu
ternyata lorong kastil tempat kamarku berada sangat sepi. Aku menuruni tangga
dan suara riuh itu mulai terdengar jelas ternyata suara itu berasal dari kamar
yang berada tepat di bawah kamar ku,dan ternyata Bree, Blaire dan Cia ada
disana. “apa yang terjadi?” ucapku dan mereka semua serentak melihat ke arahku.
Bree kemudian menarik tanganku. “salah satu anak dari rombongan kita
menghilang.” Ucap Bree dengan wajah panic. “Benarkah?? Siapa??” tanyaku.
“Apakah kau tahu? Taley adik kelas kita” Jelas Blaire. “Mengapa bisa seperti
itu?” tanyaku heran.
Tiba- tiba terdengar teriakan dari bawah tanah. ”Itu taley”ujar six. ”sepertinya kau mengenal sekali suaranya”ucap Eve.”kenapa memangnya,kau cemburu?” Tanya six.”pikir aja sendiri” jawab Eve dingin. Lalu Eric,Four dan Max berlari ke ruang bawah tanah. Aku,Lilith,Eve,Six,Bree,Blaire,Cia dan Bella mengikuti mereka.Tibalah kami di ruang bawah tanah. Disana ada seorang kakek-kakek. “mau apa kalian kemari?”ucap kakek itu seraya melihat kami tajam.”permisi apakah kau mendengar suara teriakan seorang perempuan?” ucap Cia.”Tidak aku tidak mendengarnya,sebaiknya kalian pergi dari sini karna tempat ini berbahaya!!” ucap kakek itu sinis. Akhirnya kami pergi dari ruangan itu.
Tiba- tiba terdengar teriakan dari bawah tanah. ”Itu taley”ujar six. ”sepertinya kau mengenal sekali suaranya”ucap Eve.”kenapa memangnya,kau cemburu?” Tanya six.”pikir aja sendiri” jawab Eve dingin. Lalu Eric,Four dan Max berlari ke ruang bawah tanah. Aku,Lilith,Eve,Six,Bree,Blaire,Cia dan Bella mengikuti mereka.Tibalah kami di ruang bawah tanah. Disana ada seorang kakek-kakek. “mau apa kalian kemari?”ucap kakek itu seraya melihat kami tajam.”permisi apakah kau mendengar suara teriakan seorang perempuan?” ucap Cia.”Tidak aku tidak mendengarnya,sebaiknya kalian pergi dari sini karna tempat ini berbahaya!!” ucap kakek itu sinis. Akhirnya kami pergi dari ruangan itu.
Bella pov
Hari pun beranjak malam. Rombongan yang lain pun sudah pulang,
tinggalah aku dan teman teman ku yang
masih ada di kastil ini. Karna kami penasaran dengan kastil ini. “Hey kalian,
apa kah sudah tidur?” ucapku pelan. “Belum” jawab Eve. “Aku pun belum” lanjut
Lilith. “Apakah kalian merasakan ada yang aneh dengan kastil ini?” tanyaku.
“ya,kastil ini sangat menakutkan” jawab Eve. “Kau memang penakut” ucap Lilith
dengan nada mengejek. “Takut bagi wanita itu wajar” ujar Eve membela dirinya.
“Kalian…” ucapku dan mereka semua langsung diam serentak. Tiba-tiba terdengar
suara langkah seseorang di lorong. Eve langsung berteriak ketakutan dan masuk
kedalam selimut. “Bagaimana kalau itu hantu? Ohh, tidak tidak bagaimana kalau
itu pembunuh? Ohh, tidak tidak bagaimana kalau ituu…” ucapan eve terpotong
“Ssstttt… Kau ini, kita harus tenang” Lilith menenangkan.
Author pov
Knop pintu kamar mereka tiba-tiba bergoyang seperti ada yang
ingin membukanya dari luar. Bella bangun dari tempat tidurnya dan langsung
mengeluarkan pisaunya sambil berjalan kearah pintu. Saat pintu terbuka Bella
langsung menodongkan pisaunya.”woa woa apa yang kau lakukan?” ucap Six sambil
mengangkat tangannya. Eve,Lilith dan Bella menghembuskan nafasnya tenang.
Ternyata Max,Four dan Eric ada disana juga.”kalian mengagetkan kami” ucap bella
sambil menyimpan kembali pisaunya.”kalian yang mengagetkan kami,Eve berteriak
sangat keras kami kira kalian kenapa kenapa” ujar Four sambil menyilangkan
tangannya.”Tadi ada suara langkah kaki lalu Eve berteriak ketakutan”balas
Bella. Eve hanya terdiam.”Sudahlah mungkin itu hanya penjaga kastil ini” ucap
Eric sambil berlalu pergi ke kamar nya.”Kalian tidurlah kami berempat akan
bergantian berjaga malam ini dan jangan lupa kunci pintu ini” ujar max. Dan
mereka pun pergi dari kamar Eve,Lilith dan Bella. Tidak lama kemudian
Eve,Lilith dan Bella tertidur pulas.
Blaire pov
‘
Jam berapa ini??’ aku terbangun dan langsung melihat
jam. ‘Masih jam 1 malam ternyata.’
Aku bangkit dari tempat tidurku di depanku terlihat Kat dan Cia sedang tertidur
pulas dan saat aku menoleh ke kanan ‘hei
dimana bree??.’ Lalu aku bangun dan berjalan kearah tempat tidur Kat.”hei Kat bangun” ucap ku sambil
menggoyangkan tubuh Kat pelan.”Hmm kau ini ada apa??”balas Kat dengan nada yang
tidak jelas.”dimana bree?? dia tidak ada ditempat tidurnya” tanyaku
pelan.”mungkin dia sedang ke kamar mandi” jawab Kat.”tapi tidak ada suara
apapun dari kamar mandi”balas ku.”mungkin dia sedang berjalan-jalan keluar
bersama yang lain,sudahlah tidak usah dipikirkan dia akan baik-baik saja.”ucap
Kat lalu dia pun kembali tertidur.’mungkin
Kat benar sebaiknya aku kembali tidur saja’ Aku pun melanjutkan tidurku
yang sempat tertunda karna Bree.
Keesokan harinya saat aku bangun di sampingku sudah ada bree yang masih
tertidur.’ternyata Kat benar dia
baik-baik saja’ Aku langsung
bergegas mandi. Saat aku keluar dari kamar mandi ternyata Bree sudah bangun dia
sedang memainkan ponselnya.”hei Bree selamat pagi” ucapku basa basi.”hai Blaire
selamat pagi juga” balasnya sambil terus memainkan ponselnya.”Bree bolehkah aku
bertanya?” ucap ku.”tentu saja boleh”jawabnya dingin.”Kemana kau tadi
malam?”tanyaku. Dia terdiam sejenak.”aku?? eumh aku tadi malam berjalan-jalan
keluar sebentar.”jawabnya terbata-bata.”ohh aku kira kau menghilang seperti
taley.”ujarku. Dia hanya diam saja. ‘aku
masih curiga pada Bree.’
Author pov
Siang ini mereka akan mencari tau apa yang ada di ruang bawah
tanah tersebut.“Apakah semua sudah kumpul?”Tanya Four.”ya semua sudah
hadir”jawab Max. Mereka pun berjalan ke ruang bawah tanah dan mereka sangat
beruntung siang ini tidak ada kakek-kakek penjaga ruang bawah tanah yang
kemarin itu. “Tidak ada yang aneh dengan ruangan ini” ucap Eric sambil berkeliling
melihat-lihat seisi ruangan itu.”yak kau benar tidak ada yang aneh ayo kita pergi
saja disini menakutkan” ucap Eve. “Tidak,kita harus cari tau apa yang terjadi”
ujar Lilith sambil melihat kearah eve. ”hey lihat ini sebuah pintu” six
berteriak dari ujung ruangan. Tiba tiba knop pintu itu bergoyang dan keluar lah
kakek kakek itu dari balik pintu .”SUDAH KUPERINGATKAN KALIAN TIDAK BOLEH
BERADA DISINI!!” bentak kakek itu. ”Maaf kek kami hanya ingin mencari adik
kelas kami yang hilang.” Ucap six sambil menjauh dari kakek itu. ”Dia tidak ada
disini dia sudah mati!!!” ucap kakek itu lagi. ”Setidaknya kami harus menemukan
jasadnya,kami tidak perlu bantuanmu jadi jangan larang kami!!” ucap eric
kesal.”Pergi kalian dari sini atau kalian akan mati juga!!” bentak kakek itu
mengancam. Eve yang keakutan dia langsung lari keluar dari ruang bawah tanah
itu.”Eve tunggu jangan pergi dulu.” Ucap Cia sambil mengejar eve.”Kita tidak
bisa pergi tanpa Eve dan Cia” ujar max. ”Kau benar ayo kembali nanti kita cari
tau lagi” jawab four. Dan mereka semua pun pergi dari ruang bawah tanah kecuali
si kakek yang memang penjaga ruangan itu.
Akhirnya mereka berkumpul di kamar Eve,Lilith dan Bella.”Bree ada apa denganmu
mengapa kau diam saja?” Tanya Blaire. ”Ya biasanya kau yang paling semangat”
ucap kat. ”tidak ada apa apa” jawab bree singkat. ”sudah hampir gelap kita
lanjutkan besok saja” ujar four sambil meninggalkan kamar itu dan diikuti
Eric,Max dan Six. ”Kita ke kamar juga ya” ucap kat. ”oke” jawab Lilith. ”jangan
lupa kunci pintu” ucap Cia mengingatkan. ”iya tidak akan lupa” jawab bella. Akhirnya mereka berada di kamar masing-masing. Haripun semakin gelap semuanya
sedang tertidur pulas.
Blaire pov
‘kenapa ada suara langkah kaki di
kamar?’ Aku bangkit
dari ranjangku dan melihat Bree sedang berjalan keluar kamar.’Dia tidak menyadari aku bangun’ Akupun
mengikuti Bree berjalan dan berusaha untuk tidak menimbulkan suara.’mau kemana dia tengah malam begini’ dia
melewati kamar six dan yang lainnya. ’kukira
dia akan kesana.’ Saat aku akan melewati kamar itu pintunya terbuka dan
munculah Eric. Aku langsung membekap mulutnya sebelum dia bertanya “sstt jangan
berisik.” Bisik ku pada eric. “Apa yang kau lakukan tengah malam begini?” tanya
Eric pelan. “lihat” ucapku menunjuk Bree. “ayo kita ikuti” ujar Eric menarik
tanganku. Akhirnya aku dan Eric mengikuti Bree. Dan tibalah kami di depan ruang
bawah tanah. ”Apa yang dia lakukan di ruang bawah tanah itu?” tanyaku. ”Aku
tidak tahu ayo” ucap Eric sambil menarik tanganku. “Lihat Bree masuk ke pintu itu”
ucapku. “Apa jangan-jangan yang menculik Taley itu… Tidakkk” aku berteriak dan
Eric langsung membekapku. ”Bisakah kau diam,Ayo kita kembali saja akan ku
tanyakan pada Bree besok.” Ucap Eric dan membawaku pergi dari tempat itu. ”Beritahu
kat dan Cia tentang ini,aku akan beritahu yang lain” ucap Eric aku hanya
mengangguk pelan.”besok kita tanyakan pada bree bersama yang lainnya” bisik
Eric padaku.
Keesokan harinya kami semua berkumpul di aula kastil. “Bree boleh kami Tanya sesuatu?” ucap Six membuka pembicaraan. ”Tentu” jawab bree. ”Dimana taley??” Tanyaku. Bree tersentak. ”Jadi kalian menuduhku menculik Taley?” Tanya Bree. ”Eric dan aku melihat semuanya kemarin malam” ucapku. ”Ya kami semua sudah tau 2 malam kemarin kau pergi ke ruang bawah tanah kan” Bentak eric. “ya dan suara langkah kaki pada tengah malam itu langkah kaki mu kan?” Ucap eve. Bree terus di lontarkan pertanyaan- pertanyaan tapi dia hanya diam. “Bree bisakah kau bicara!!”ucap Four. Saat Bree akan bicara muncul seorang wanita paruh baya dari halaman belakang. ”Bukan dia pelakunya” Ucap wanita itu. ”Siapa kau??” Tanya Lilith. ”Aku warga di desa yang berada di dekat sini.” jawab wanita itu. ”Bukan teman kalian yang menculik teman kalian yang hilang ,aku mendengar semua pembicaraan kalian” Ucap wanita itu. ”Disini memang selalu terjadi hal seperti itu, biasanya kalian akan lupa dengan orang yang hilang, dan akan ingat kembali pada teman kalian yang hilang saat kalian sudah tidak ada di kastil ini ,tetapi sekarang kondisinya berbeda kalian ingat pada teman kalian yang hilang itu ini kesempatan kalian untuk mencari teman kalian dan misteri di kastil ini,” jelas wanita itu panjang lebar.”jadi apa yang kau lakukan 2 malam kemarin Bree?” Tanya Bella
Author pov
“aku mencari tahu semuanya sendiri karena saat malam penjaga
ruang bawah tanah itu tidak ada” ucap Bree. ”kenapa kau tidak beritahu kami?” Tanya
Cia. ”Aku takut menggangu tidur kalian” jawab Bree. ”Maaf kan kami telah
menuduh mu Bree.” Ucap Four. “Iya tidak apa apa” jawab Bree singkat. ”lalu
apakah kau sudah menemukan taley??” Tanya eve. ”belum masih ada lorong panjang
yang harus kita lalui aku sudah menelusurinya tapi malah hanya berputar-putar
ke pintu itu lagi.” jelas bree. ”Cara melewati lorong itu pertama kalian harus
belok ke kiri, lalu kanan, dan kanan
lagi, lalu kir llagi, terakhir kanan setelah itu kalian pasti akan menemukan jalan
buntu dengan 3 pintu, bukalah pintu nomer 2 yang ada didepan kalian,kalian akan
langsung menemukan teman kalian tapi kalian harus behadapan dengan siren.”
Jelas wanita itu. ”apa itu siren?” Tanya six. ”Siren adalah siluman putri
duyung yang ada di bawah sana matanya putih dan giginya bertaring,di pintu 1
dan 3 itu adalah sebuah sungai yang penuh dengan siren dan dipintu 2 disitu
juga terdapat sungai dan Ratu dari siren itu kalian harus melawanya karena
mungkin teman kalian yang bernama taley itu akan jadi makanannya dan jangan
sampai kalian terkena racun siren itu” jelas wanita itu. ”Tapi bagaimana kami
melawannya?” Tanya eve ketakutan. ”Putuskan sirip ekornya sebelum dia menjadi
manusia,siren dapat berubah menjadi manusia tetapi tidak akan lama,di sirip
ekornya lah kelemahannya dan disitu juga tempat racunnya berada,di ujung sirip
itu terdapat duri duri kecil jika kalian mengenainya dia akan menyalurkan racunnya
dan jika racun itu banyak masuk ke tubuh kalian, maka kalian akan berubah
menjadi siren juga.” Jelas wanita itu lagi. ”semoga kalian beruntung berhati
hatilah siren sangat berbahaya,bawalah sebanyak-banyak senjata.” ucap wanita
sambil berlalu pergi. ”Terimakasih” Ucap eric berteriak. ”Sebaiknya kita cari
tahu malam saja agar tidak berurusan dengan kakek sialan itu” ujar Four.
Bree pov
Jam menunjukan pukul 9.30 malam. Sebelumnya kami sempat
berdebat dengan Eve yang tidak mau ikut mencari Taley, dia sangat ketakutan.
Kami juga tidak bisa meninggalkan dia sendiri di sini. Akhirnya mau tidak mau
dia harus ikut dengan kami. Kami pun bergegas ke ruang bawah tanah. Dan benar
penjaga sialan itu tidak ada. Saat tiba di ruang itu Max langsung menuju ke
pintu di ujung ruangan itu. Sebelum ia membukanya dia sempat menatap kami.
Seakan tahu dengan arti tatapan Max, Four langsung menganggukan kepalanya. Lalu
Max membuka pintu perlahan. Aku sudah tidak kaget lagi dengan apa yang ada
dibalik pintu itu. Karena aku sudah terbiasa memasuki pintu itu.
Author pov
Setelah Max membuka pintu. “Ruangan itu sangat gelap” ucap
Eve sambil bersembunyi di belakang Six. “Itu bukan ruangan, itu lorong” jelas
Bree. “Apakah ada yang ingat dengan kunci lorong itu?” Tanya Eric. “Kiri,kanan
kiri kiri kanan,setahu ku sih begitu.” Ucap Bella. “Bukan. Tapi, kanan, kiri,
kanan, kanan, kiri.” Ucap Lilith. “Hallahh semua nya salah.. Yang benar itu
kiri, kanan, kanan, kiri, kanan.” Jelas Six. “kau yakin six?” Tanya Cia. “Tentu
saja ingatan ku ini lebih baik daripada kalian semua” ledek Six. “Baiklah kita
ikuti saja Six tapi jika salah…” Four terdiam sejenak. “Akan kubunuh kau”
lanjut Four sambil mengeluarkan senternya dan berjalan mendahului yang lain.
“Yayaya” ucap Six sambil mengikuti Four lalu diikuti oleh yang lainnya.
-SKIP-
Ternyata Ucapan Six itu benar. Dan tibalah mereka didepan di
jalan buntu dengan tiga pintu. “Ini
benar- benar seperti ucapan wanita misterius itu” Ucap Blaire. “Eric, bukalah
pintu no.2 itu” ucap Four. “ Kenapa harus aku?” Tanya Eric. “Memangnya kenapa?
Kau takut?” Tanya Four. “Tentu saja tidak” ucap Eric sambil berjalan ke arah
pintu no.2. “Siapkan senjata kalian. Kita tidak tahu apa yang ada di balik
pintu no.2 itu” ucap Max. Eric pun membuka pintunya perlahan. Yang mereka lihat
pertama kali adalah sungai dengan banyak bebatuan yang membentuk seperti sebuah
jalan kecil. Yang kedua adalah seorang siluman putri duyung yang biasa disebut
‘Siren’ sedang tertidur di salah satu bebatuan itu dengan kaki atau ekor yang
masuk kedalam air. Terakhir, kurungan dari besi yang di dalamnya berisi Taley
yang sedang terbaring lemah. “Apakah itu yang disebut ratu Siren?” Tanya Cia.
“Mungkin iya” jawab Lilith pelan. “Kurungan itu tidak terkunci” ujar Four.
“Kenapa Taley tidak kabur saja ya” ucap Eve dan semua serentak menatap Eve.
“Kalau dia bisa juga dia pasti akan kabur” ucap Bella. “Ya Bella benar lihatlah
dia bergerak saja mungkin susah” lanjut Blaire. “apakah Taley mati?” Tanya Kat.
“Kurasa tidak, dia masih bernapas” jawab Bree. “Kita ambil jalan memutar saja
agar tidak melewati Siren itu” Ujar Max. “Ya benar kita lewat jalan yang sana”
ujar Max sambil menunjuk jalan bebatuan yang satunya. “Batu itu licin,
berhati-hatilah dan jangan ada yang berisik” ucap Eric. Four dan Max jalan
duluan diikuti yang lainnya. Mereka benar-benar jalan dengan diam. Beberapa
meter lagi mereka akan sampai ke kurungan itu tetapi, “arrrggggghhhhh….” Eve
berteriak. Dia terpeleset tetapi, Six sempat memegang tangannya sehingga hanya
sebagian tubuhnya yang masuk ke dalam
air. Mereka terdiam sejenak dan menatap Eve tajam. Six lalu menarik Eve dari
air. “Maaf” Ucap Eve pelan.
“ohh tidak” ucap Six menatap kearah bebatuan yang lain.
Mereka semua serentak melihat kearah yang Six lihat. Siren itu bangun dan
sedang menatap mereka dengan tatapan benci. “hahaha kalian hebat bisa sampai
disini” ucap Siren itu. “Aku bisa saja memanggil para pengawal ku untuk
menangkap kalian” siren itu berteriak. “ Tapi sepertinya kalian bisa ku atasi
sendiri” ucap Siren itu lagi. Siren itu langsung masuk ke dalam air dan saat
dia muncul lagi dia sudah berada di pintu kurungan tempat taley berada. “Jangan
ganggu dia” Ucap Bree. “Dia adalah makanan ku kalian mau melihat ku
memakannya?” Tanya siren itu. Pada saat itu juga Taley terbangun dia langsung
menjauh dari siren itu. “Taley kau baik baik saja?” Max berteriak. Taley hanya
mengangguk dan menatap kami bingung. “kalian tenang saja dia tidak akan ku
makan aku hanya bercanda tadi. Tapi, dia akan ku ubah menjadi seperti ku dan
mengangkatnya menjadi anak ku.” Ucap siren itu. “Dia tidak akan menjadi anak
mu!!” Bella berteriak. “Dia sudah ku masukan racunku walaupun belum banyak” Ucap siren itu sambil
menarik tangan Taley dan menusukan tangan Taley ke sirip ekornya. Taley
berteriak kesakitan sambil meronta-ronta. Four langsung melempar pisaunya
kearah Siren dan tepat mengenai tangan siren itu. Siren itu akhirnya melepaskan
tangan Taley. Lalu mereka pun mendekat
kearah Taley dan Siren itu. Tiba-tiba rambut Siren itu memanjang dan membelit
badan mereka terkecuali Eve dan Bree mereka berhasil meloloskan diri. “Eve
lemparkan pisaumu kesini” Ucap six yang sedang berusaha melepaskan diri sama
seperti yang lainnya. Tanpa pikir panjang Eve melemparkan pisaunya kearah Six.
Tidak lama Six berhasil terbebas. “Eve bawa taley keluar dari sana” Ujar Bree
sambil berjalan memutar. “Apa? Tidak,, aku tidak mau dekat-dekat dengan Siren
itu” jawab Eve. “Lawan rasa takutmu Eve kami semua mengandalkan mu” ucap Four.
“Baiklah baiklah” jawab eve sambil berjalan mendekat kearah Taley yang sedang
ketakutan. “Aku akan mengalihkan perhatian siren sialan itu” Ucap six, dia
langsung memotong rambut yang membelit teman-temannya. “hahaha” siren itu hanya
tertawa. “Sepertinya hari ini aku mendapatkan banyak makanan” Ucap siren itu.
Eve berhasil membawa Taley keluar dari kurungan itu tanpa
sepatah katapun. “kita tunggu disini saja” ucap Eve ke Taley sambil membawanya
ke dekat pintu tempat mereka masuk. “Kalian merepotkan!” bentak siren itu.
Siren itu menarik Six dan melemparkannya ke sembarang arah. Six terjatuh di
atas bebatuan. Semuanya terkejut dan siren itu mulai menggulungkan rambutnya
pada mereka. Saat siren itu akan melemparkan mereka seperti Six, Bree sudah
tepat berada di belakang siren dan memutuskan ekor siren tersebut. Bree berhasil
berjalan dalam diam memutari siren itu dan dia sekarang sudah berhasil
memutuskan ekornya juga. Seketika rambut siren itu kembali seperti semula,
Mereka semua berjatuhan. “tidakkkk” Siren itu berteriak. Bree menendang badan
siren itu dan siren itu jatuh ke dalam air.
“Kita aman” Ucap Cia. “Six kau tidak apa-apa?” Tanya max. “Ya
aku baik baik saja, tapi sepertinya tulang ini patah” ucap six sambil menunjuk
bahunya. “dimana Eve dan Taley?” Tanya Lilith. “mereka sudah di lorong” jawab
Bella. “Bree kau hebat” Puji Four. “Terimakasih Bree” ucap Eric. “Tidak-tidak
kita semua hebat” Jawab Bree.
“Kalian cepat kesini Taley kejang-kejang” Eve berteriak dari
dalam lorong. Mereka semua langsung menuju lorong. “Dia kenapa?” Tanya Eric.
“aku tidak tahu dia mendadak kejang-kejang” Jawab Eve. “Apa dia akan berubah?”
ucap Blaire. “Berubah?? Apa maksudmu?” Tanya Max. “Kau benar dia kan terkena
racun itu.” ujar Lilith. “lihat dia sudah tidak kejang-kejang” ucap Cia. Mereka
semua langsung menatap Taley. Tidak lama Taley pun tersadar dan kaget melihat
semua yang ada disana memandangnya. “Siapa kalian?” Tanya taley sambil menjauh
dari mereka. “Kau tidak tahu siapa kami?” ucap Bella. Taley hanya menggeleng.
“yang jelas kami orang baik” ucap Max. “Ayo kita pergi dari sini” ujar four.
Merekapun mulai berjalan ke luar dari lorong itu.
-SKIP-
Mereka telah sampai di aula Kastil. “Sebentar lagi pagi, ayo
kita bereskan barang-barang dan pergi dari sini” Ujar Eric. “Aku akan telfon
nomor sekolah memintanya menjemput.” Ucap Blaire sambil berlalu pergi. Setelah
semuanya berkumpul kembali di aula, Taley tiba-tiba berteriak kesakitan dan
meronta-ronta di tengah aula. Semuanya langsung menuju arah Taley. “Taley kau
kenapa? Yang mana yang sakit?” Tanya Bree. “Seluruh tubuh ku” jawab Taley singkat.
Mereka semua tersentak dan bingung. 15 menit berlalu Taley sekarang sudah
tenang. “kalian berhasil” wanita itu datang lagi. “Ya kita berhasil, Tapi dia
tidak” Ucap Six sambil menunjuk Taley. “Kenapa dia?” Tanya wanita itu. “Terkena
racun siren” jawab Kat. “Apakah dia akan berubah jadi siren?” kini Bree
bertanya. “Tergantung seberapa banyak racun itu masuk kedalam tubuhnya” jawab
wanita itu. “Jika hanya sedikit dia hanya akan hilang ingatan sementara jika
banyak mungkin dia akan berubah jadi siren” jelas wanita itu. “pantas saja dia
tidak ingat dengan kami.” Ucap kat. “Hanya ada satu cara membuktikannya” ujar
wanita itu.
-SKIP-
Mereka kini sudah ada di depan sebuah danau di pinggir kastil
sekarang. “Jika dia bisa bernapas di dalam air artinya cepat atau lambat dia
akan menjadi siren,jika tidak bisa berarti dia tetap akan menjadi manusia
biasa.” Jelas wanita itu. Tanpa pikir panjang Taley berjalan kearah danau saat
melewati Eric dia mengambil pisau yang ada pada Eric “Taley apa yang kau
lakukan?” Tanya Six. “jika aku bisa bernapas di dalam sana aku akan langsung
membunuh diriku.” Ucap taley sambil terus berjalan ke arah danau. Semakin dia
menjauh semakin tenggelam juga badannya. Bree dan kawan-kawannya mulai panik
melihat Taley semakin tenggelam.
Tiba-tiba Taley menjerit meminta tolong. Bree melangkah maju
untuk menolong Taley tapi ada yang menahan tangannya. “Biar aku saja kau
terlalu banyak berkoban” ucap Max sambil memegang pipi Bree. “cepatlah Max
nanti Taley benar-benar mati tenggelam.” Ujar Four. Akhirnya Max yang berenang
menolong Taley dan membawa Taley ke pinggir. “Dia baik baik saja dia tidak bisa
bernapas di dalam air itu artinya dia tidak akan berubah menjadi siren” ujar
wanita itu sambil berlalu pergi. Tidak lama Taley tersadar. “hai taley” sapa
Bree. “apa aku baik baik saja?” Tanya taley . “yak au baik” jawab Eric. “apakah
kalian pahlawan ku?”Tanya Taley. Mereka hanya tertawa kecil. “Semoga ingatanmu
cepat kembali ya” Ucap kat. “Ingatanku??” Tanya taley lagi. “Sudahlah ayo
mungkin bus sekolah sudah ada di depan kastil.” Ujar Kat. “terimakasih” ucap Taley
sambil tersenyum. “ber-terimakasihlah pada Bree dia pahlawannya” ucap Four
sambil mengacak-ngacak rambut Taley dan melirik Bree. “Eveku juga pahlawan tadi
dia berani sekali iya kan?” ucap Six sambil merangkul Eve. “Eveku?? Dih MODUS”
Balas Eve sambil mendorong muka Six. “Sudahlah ayo kita pulang” Ujar Eric
sambil menggengam tangan Blaire. “hari ini Bree sangat keren.” Ujar Max memuji
Bree. “yeayyy Bree pahlawan kitaa!!” Eve bersorak sambil mengangkat tangannya.
“Hidup Bree!!!” ucap Cia. “Ckckckck. Kalian sangat berlebihan. Tanpa kalian aku
tidak mungkin bisa menyelamatkan Taley.” Ucap Bree.
Dan akhirnya mereka pun pulang dengan selamat meskipun ingatan taley belum kembali. Dan sejak kejadian itu tidak pernah terjadi hilangnya orang di kastil tersebut.
-2 BULAN KEMUDIAN –
“Hai Max” sapa Bree di
depan kelas. “Hai cantik” balas Max. “Bagaimana liburan mu my hero??” Tanya
Max. “Apasih kau ini.” Jawab Bree. “Cieeee!!! Cieee!!! Yang lagi pacarann” Eve
datang bersama Six sambil berpegangan tangan. “Hmmm.. Ga nyadar diri tuhh.
Sendiri nya pegang pegangan tangan tuuhh” ledek Bree. “Ihh.. Apasih Six, pegang
pegang tangan ku!!” ucap Eve sambil melepaskan tangannya dari genggaman Six.
Lalu Four dan yang lainnya datang. “Ciee.. Yang udah pada pacaran..” ucap Cia.
“Iya dongg,, cari pacar gihh. Biar ga iri.” Ledek Max sambil merangkul Bree. “Eric dan
four juga belom punya pacar padahal mereka kan idolanya adek kelas” Ucap Bella.
“Eric akan punya pacar jika si buta melih….” Ucapan Blaire terpotong karena
Eric mencium pipinya. “jadi kalian…..” ucap Cia. “jahatnya tidak memberitahu
kami” ujar Lilith. “Hehehe” Blaire hanya tertawa kecil.
Ketika mereka sedang
bercanda ria, lewatlah Taley sambil berlari. “Hey Taleyy, tunggu sebentar” ucap
Blaire. “Ya? Ada apa?” Tanya Taley. “Kau sudah ingat dengan kami?” Tanya Kat.
“Ingat lah! 11 kaka kelas terfamous di sekolah kita ini. Masa lupa sih?” jelas
Taley. “Kau benar ingat kami Taley? Kau masih ingat dengan kejadian itu?” Tanya
Lilith meyakinkan. “Ya aku ingat. Memangnya aku pernah lupa dengan kalian?”
ucap Taley. “Dan kejadian ituu?? Kau ingat?” Tanya Bella. “Kejadian apa?” Tanya
Taley kebingungan. “Kau benar benar tidak ingat dengan kejadian itu?” Tanya
Four. “Kejadian apa? Aku bingung..” Tanya Taley heran. “Kejadian saat kau di
…..” ucapan Eve terpotong karena Six membekap Eve. “Kejadian, pada suatu ketika
SI BISU BERBICARA KEPADA SI TULI BAHWA SI BUTA MELIHAT SI LUMPUH BERLARI SAMBIL
MENJAMBAK SI BOTAK.” Ujar Eric dingin. Seketika semua yang ada disitu terdiam
mendengar ucapan Eric. “kau tadi kan terburu buru, sudah lah kembali saja ke
kelas mu.”ucap Four. “Okee!!” ucap Taley lalu berlari menuju kelasnya. Semuanya
masih terdiam menatap Eric. “Apa? Ada yang salah dengan ku?, kata-kata itu aku
dapat dari blaire” ujar Eric heran. “Ternyata, kau bisa juga melucu.” Ucap
Bree. “Yaaa,, walaupun …” belum selesai Eve bicara, dia sudah ditarik oleh Six
menuju kantin. “Kita ikuti mereka. Pasti mereka ke kantin.” Ucap Kat. “Bree dan
Max yang traktirr!! Pasangan baruu!!! Hahaha” ucap Lilith. “Hey, aku belum
menyetujuinyaa!!” ujar Max. “Tapi kita semua setuju!!” ucap Bella meledek. Bree
hanya menggelengkan kepalanya. Akhirnya mereka semua pergi ke kantin.
THE END
MAAF BANYAK TYPO~
MAAF GA JELAS ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar