Selasa, 06 Januari 2015

ff past



PAST
Bree pov

Pagi ini tepat jam 05.00 aku terbangun. Disebelah ku masih terdapat Max suamiku. Kami telah 19 tahun menikah dan mempunyai 3 orang anak. Yang pertama Yipen ,yang kedua Luvian biasa di panggil lulu, dan yang terakhir Taley. Mereka memiliki perilaku yang berbeda satu sama lain, terkadang aku pusing dengan mereka yang jarang sekali akur. Taley yang paling muda dia menjadi bahan untuk di jahili oleh kedua kakaknya, dan dia pasti akan mengadu kepadaku atau Max itulah yang membuat aku pusing. Walaupun begitu aku tetap sayang dengan anak-anakku dan tentunya suamiku, Max.
~
Tepat jam 05.30 aku sudah selesai mandi dan membuat sarapan. Aku langsung menuju kamar anak-anakku untuk membangunkan mereka. Pertama kamar Yipen
“Yipen Bangun ayo sudah pagi kau harus kuliah.” Aku menggoyangkan tubuhnya pelan.
“iya mom” jawabnya pelan
“cepat mandi, mom sudah membuatkan sarapan” ucapku lagi lalu berlalu pergi menuju kamar lulu
~
“hey sweetheart ayo bangun sudah pagi” ujarku sambil menarik selimutnya.
“hey mommy sayang” jawabnya
“cepat mandi nanti kau terlambat” ucapku lagi
“baik mom” jawabnya lalu pergi ke kamar mandi.
“kalau sudah mom tunggu di meja makan ya,mom ke kamar Taley dulu” ucapku sambil pergi ke kamar Taley
~
“baby bangun ayo,sudah siang ini” aku duduk di pinggiran ranjangnya.
“hmmm baik mom” jawabnya yang masih tidak bergerak hanya menjawab asal.
“baby ini sudah siang ayo cepat mandi” ucapku lagi.
“iya mom 5 menit lagi” jawabnya sambil menarik selimutnya.
“baby bangun sekarang atau kamu mau dad yang membangunkan hah?” tanyaku
Dia langsung bangun dan mengambil handuknya lalu masuk ke kamar mandinya.
Aku berlalu pergi dari kamarnya langsung menuju kamarku.
~
“morning honey ayo bangun kau ada meeting hari ini” aku duduk disamping tubuh suamiku yang masih terbaring.
“morning too my beloved,apakah anak-anak sudah bangun?” tanyanya sambil menarikku kedalam pelukannya lalu mencium keningku.
“ya sudah mereka semua sudah mandi.” Jawabku
“Kau mandi sana nanti telat” ucapku melepas pelukannya.
“aku malas mandiin dong” pintanya
Aku langsung melemparkan bantal ke arahnya dan tepat mengenai wajahnya.
“Cepat mandi!!” ucapku sedikit membentaknya.
“Iya baiklah” jawabnya dan berlalu ke kamar mandi
~
Kami semua sudah berkumpul di meja makan.
“Mom aku tidak ingin makan nasi hari ini aku ingin diet” Ucap Lulu memecahkan keheningan
“Ya Lu kau memang harus diet jika tidak mau ku bilang bantet haha,dan harusnya lemakmu itu kau sumbangkan ke Taley dia kan seperti rangka berjalan” ujar Yipen mengejek
“Mommyyyy” Lulu dan Taley berteriak memanggilku.
“Hey sudahlah kalian ini bisa tidak sehari tanpa saling mengejek atau menjahili?” tanyaku
“tidak” jawab mereka serentak
Aku hanya menggelengkan kepalaku
“morning kids” Max datang dan langsung duduk di sebelahku.
“morning dad” jawab mereka lesu
“kenapa kalian?” Tanya Max ke anak-anak
“dia mengejekku” jawab Taley dan Lulu bersamaan sambil menunjuk Yipen.
Max hanya tertawa kecil mendengarnya.
“mom,dad bolehkah aku minta sesuatu?” Tanya taley
“Yes baby kau mau apa?” jawab Max
“aku ingin berangkat bersama daddy” ujar Taley
“loh kenapa kau tidak mau berangkat bersama kakak mu?” Tanya Max
“Karena mereka satu jurusan sedangkan aku berbeda, mereka menurunkan aku di belokan akhir akhir ini, dan aku harus jalan dulu jauh untuk sampai di sekolah” ujar taley
“Yipen,Lulu benarkah begitu?” tanyaku
Mereka hanya diam. Aku dan Max sama sama menggelengkan kepala.
“Okay Taley kau biar daddy yang antar” ucap Max
“Yeay” Taley bersorak sambil menjulurkan lidahnya kearah Yipen dan Lulu.
“Yasudah aku dan taley berangkat duluan ya, kau yipen hati-hati menyetir dan jangan menurunkan adikmu di pinggir jalan mereka bukan cabe” ucap Max
Aku hanya tertawa kecil.
“Taley kau ke mobil duluan sana” ucap Max yang hanya di balas anggukan oleh Taley.
“mommy aku berangkat dulu” ucap taley mencium pipiku
“Kau hati-hati dirumah honey” Max mencium bibirku ku sekilas.
“Iya kau juga hati-hati” jawabku sambil tersenyum.
Lalu Max berlalu pergi ke mobilnya dan langsung menjalankan mobilnya.
“mom aku juga berangkat ya” Yipen memelukku dan langsung menuju ke luar.
“aku juga mom” ucap Lulu sambil memcium pipiku.
“katakan pada Yipen hati hati saat menyetir okay” aku mengelus rambut Lulu.
“iya mom” jawabnya singkat dan berlalu pergi.
~
Sore ini semua keluargaku sudah berada di ruang keluarga, kecuali Max yang masih ada urusan di kantornya
“Hey rangka berjalan bagaimana sekolahmu?” Yipen bertanya kepada Taley
Aku hanya tertawa kecil dan pura-pura tidak mendengengarnya.
Taley yang sedang membaca buku langsung melemparkan bukunya kearah Yipen.
“Sepertinya akan terjadi perang dunia 3” Ucap Lulu.
“Hey ka Lulu, bukan kah dia tampan?” Tanya Taley sambil menunjukan sebuah foto dari handphonenya kea rah Lulu.
“tidak-tidak,lebih tampan guru private mu” jawab Lulu
“siapa?? Mr.six? nooo dia menyebalkan” ucap Taley
“Dia tampan sekali kau ini” balas Lulu
“Sudah-sudah yang jelas aku lebih tampan” Yipen datang membawa banyak sekali makanan
Aku langsung berlalu pergi, karena aku tahu ruang keluarga pasti akan menjadi hancur. Tidak lama bel rumah pun berbunyi. ‘Ting Nong… Ting Nong…’ Aku langsung membuka pintu rumah dan ternyata tidak ada orang disana. Dan tepat disana aku melihat kebawah dan disana terdapat sepucuk surat dari seseorang yang dirahasiakan. Aku membuka sepucuk surat itu dan didalam surat itu terdapat kata kata ‘ KELUARGA MU AKAN HANCUR ‘ dengan menggunakan tinta merah. Melihat itu aku kaget dan Taley datang menemuiku menanyakan siapa yang datang bertamu ke rumah.
“bukan siapa siapa baby, hanya saja mommy mendapat sepucuk surat.”
“surat? Surat dari siapa mom? Surat cinta yaa??” ujar Taley dengan bergurau
“apa apaan sih kamu ini baby, bukan surat cinta”
“lantas apa dong mom? Mommy membuat aku jadi penasaran saja” ucap taley sambil bertanya Tanya
“ahh sudah kamu masuk saja sana ini hanya surat dari kantor daddy” jawab ku
“ya sudah” Taley masuk kembali ke ruang keluarga dan mengambil makanan dari tangan Yipen lalu pergi ke kamarnya.
“Heyyy!! It’s mine” Yipen berteriak dan mengejar Taley ke kamarnya namun Taley berhasil mengunci pintunya.
~
Aku langsung menuju kamar ku dan menyembunyikan surat itu di bawah baju di dalam lemari.
Tidak lama bel berbunyi lagi.
“Biar aku yang buka mom” Ucap Lulu
Karena aku penasaran akupun keluar melihat siapa yang datang.
“hai sayang” Max Masuk dan memeluk Lulu.
“Dimana yang lain honey?” Tanya Max sambil mendekatiku
“Taley di kamarnya, Yipen aku tidak tahu sepertinya di dapur” Jawabku
“Aku ingin menemui mereka” ucapnya.
Aku menahan tangannya
“kau mandilah dulu honey aku sudah menyiapkan air, kau pasti lelah nanti juga bertemu saat makan malam” Ujarku
“Okey baiklah” Jawabnya dan berlalu ke kamar
~
Max dan aku sudah berada di ruang makan. Tetapi anak-anak belum juga turun.
“Hey kids!! Let’s go dinner” Max berteriak memanggil anak anak
“yes dad, wait” ucap Yipen
“sebentar” teriak Lulu
“five minute again dad” lanjut Taley
“kenapa mereka seperti berada diruang yang sama? Tumben sekali” Max bertanya kebingungan
“Mungkin mereka sudah akur. Atau mereka sedang merencanakan sesuatu” jawabku
“Mungkin saja mereka sedang membicarakan tentang gebetan mereka di sekolah” ujar Max sambil terawa kecil
“Tidak bolehh!! Taley masih terlalu kecil untuk pacaran” aku menyanggah
“Heyy, Taley sudah remaja. Biarkan saja dia jatuh cinta” Max berbicara sambil berjalan kearah tangga.
Sebelum Max naik untuk memanggil mereka, Taley Yipen dan Lulu sudah berada di tengah tengah tangga.
“Kenapa lama sekali?” aku bisa mendengar Max bertanya kepada anak anaknya
“Tadi Taley mengajak kami bermain dulu” jawab Lulu
“Ko aku? Selalu saja aku yang disalahkan” ucap Taley sambil berlari ke ruang makan.
~
Akhirnya Kami makan sambil bercanda. Aku tidak menceritakan sedikit pun tentang surat itu ke keluargaku aku tidak ingin mereka panik.
“Mom kenapa kau melamun” Aku mendengar Lulu bertanya ke padaku.
Mereka semua sedang menatapku
“Honey kau baik-baik saja?” Tanya Max
“Ya aku tidak apa apa hehe” Jawabku asal.
“mom,dad kalian tau tidak besok hari apa?” Tanya Taley
“Hari selasa baby, memangnya ada apa?” aku balik bertanya
Taley menepuk jidatnya sendiri.
“Ya besok hari selasa daddy ada meeting lagi mungkin bisa sampe larut malam” ujar Max
“yah daddy meeting terus nih” Ucap Yipen sambil mengunyah makanannya
“Hey Yipen jika ingin bicara telan dulu makananmu, mengajarkan yang tidak baik saja pada adik-adikmu” Max menegur Yipen.
Yipen dan yang lainnya hanya diam.
Selesai makan kita semua pergi kekamar masing-masing.
~
“Hey honey apakah terjadi perang hari ini” Tanya Max
“Ya tentu saja,tidak pernah terlewatkan” jawabku sambil berbaring di sebelahnya
“hahaha” dia hanya tertawa kecil
Aku mendekatinya lalu memeluknya. Kami pun tertidur.
~
Jam berapa ini knp diluar sangat berisik. Aku melihat jam ternyata masih jam 00.00. Aku pun kembali tidur, namun tiba tiba lampu kamar menyala dan suara terompet mengagetkan ku dan sepertinya Max juga
“Selamat Ulang tahun pernikahan Mommy, Daddy” Taley naik ke tempat tidur dan mencium pipi kami satu persatu.
“kalian mengingatnya? Bahkan kami lupa” ucap max memeluk Taley.
“Tentu saja kami mengingatnya” Jawab Yipen sambil menyalakan lilin berbentuk 19 di cake yang Lulu bawa.
“sekarang tiup ini mom,dad” Lulu mendekati kami
Aku dan Max meniup cake itu bersamaan lalu memeluk mereka satu persatu.
“Sudah kalian kembali tidur sana, masih sangat pagi” Ucapku
“baiklah” jawab Lulu
Mereka kini sudah keluar dari kamarku
“selamat ulang tahun pernikahan honey” Max menyodorkan sebuah kotak kecil.
“apa ini?” tanyaku
“buka saja” jawabnya
Dan saat ku buka ternyata isinya adalah sebuah kalung perak
“sini kupaikan” Ucap Max sambil mengambil kalung itu
Setelah terpasang aku melihat ke cermin.
“kalung ini cocok untukku,terimakasih Max” aku mendekatinya dan mencium bibirnya.
~
Pagi ini anak-anak dan Max sudah berangkat.
“huh tidak enaknya sendirian dirumah” ucapku sambil terus mengganti saluran di TV
“Lebih baik aku membersihkan rumah saja” aku bangkit dan langsung menuju ke atas, kamar anak anak.
~
Tepat jam 11.45 aku sudah selesai membersihkan seluruh ruang di rumah ini.
Saat aku menuju dapur untuk memasak. ‘Ting nong…. Ting nong…’ bel pintu berbunyi.
Aku langsung membuka pintu dan tidak ada siapa-siapa. Saat aku berjalan satu langkah keluar aku menendang sesuatu. Sebuah kotak yang di bungkus rapi tepat berada si bawah kaki ku. Aku langsung mengambil kotak itu dan membawanya ke dalam rumah.
“Pasti ini kerjaannya Max atau anak-anak” ucapku lalu duduk dan membuka kotak itu.
Aku terkejut saat melihat isi kotak itu adalah 5 boneka yang terdiri dari 2 boneka besar laki -laki dan perempuan. Dan 3 boneka kecil dengan 2 perempuan dan 1 laki-laki. Yang membuat aku terkejut adalah semua boneka itu kotor, badannya seperti sudah di tusuk-tusuk. Aku menutup kotak itu lagi dan membawanya keluar untuk ku buang. Saat aku sudah tepat berada di depan tong sampah, semuanya menjadi gelap.
~
Max pov

Meeting hari ini sudah selesai, tidak kusangka meeting hari ini hanya sebentar. Handphone ku tiba-tiba saja berbunyi. Saat kulihat ada pesan masuk namun nomernya tidak dikenali. Aku langsung membuka pesan itu, dan isinya adalah sebuah foto. Tanpa pikir panjang aku langsung menuju mobilku dan menjalankannya sangat cepat menuju rumah. Setelah sampai dirumah aku langsung membuka pintunya dan ternyata tidak di kunci. Di ruang keluarga terlihat 3 anak ku sedang bercanda ria.
“Dimana mom?” tanyaku beruhasa tenang
“Tidak tahu dad saat aku pulang mommy sudah tidak ada di rumah dan pintu rumah terbuka begitu saja” Jawab Taley
“cepat kalian pergi ke mobil” ucapku
Mereka semua menurut dan langsung pergi ke mobil. Aku menjalankan mobilku sangat cepat.
“Yipen nyalakan GPS mu lacak nomer ini” aku menyerahkan handphone ku
“Baik” Jawabnya singkat
“Daddy ada apa ini?” Tanya Lulu
“Lihat nanti saja” jawabku
“Daddy pelan-pelan” Ucap Taley
“Mommymu hilang dan kau masih bisa bilang pelan-pelan hah” balasku sedikit mebentak
“mommy hilang?” Tanya Yipen
“ya seseorang menculiknya dan mengirimkan foto mommy kalian sedang diikat” jawabku
Aku melihat ke belakang Taley sangat ketakutan.
“sayang bisa kau kencangkan sabuk adikmu?” ucapku pada Lulu
“Baik dad” jawabnya lalu dia mengencangkan sabuk Taley
“maafkan Daddy tadi membentak mu baby” ujarku dan dia hanya diam ketakutan
“daddy disana di gudang itu” Yipen menunjuk sebuah gudang di ujung jalan
Aku langsung menambah kecepatan mobilku dan langsung menabrakkannya ke pintu gudang itu. Aku dapat mendengar Taley dan Lulu berteriak.
“Kalian tidak apa-apa?” Tanyaku melihat ke belakang
Mereka hanya mengangguk.
~
Bree Pov

Aku terbangun dan kepalaku sangat pusing.Aku mengedarkan pandanganku ‘dimana ini?’ ucapku di dalam hati. Aku baru tersadar bahwa aku diikat di sebuah kursi di dalam gudang penuh debu. Dari kejauhan terdengar suara langkah kaki mendekati ku
“siapa kamu? Apa yang kau inginkan dari ku?” aku berteriak sangat keras.
Aku dapat melihat bahwa dia adalah seorang pria menggunakan masker. Tidak lama dia membuka maskernya.
“Four” ucapku kaget
“kau masih mengenaliku hah?” tanyanya
“mau apa kau ini? Apa masalah mu dengan keluarga ku?” aku balik bertanya
“kau tidak ingat hah? Kau tidak ingat kejadian 19 tahun yang lalu? Kau memutuskan hubungan kita dan menikah dengan laki-laki sialan itu.”
“Aku memang mencintainya” jawabku
“seharusnya aku akan merusak keluargamu setahun lagi tepat saat 20 tahun pernikahan kalian,namun anakmu yang terkecil membuatku ingin melakukannya sekarang” ujarnya.
Dan tiba tiba pintu gudang itu di tabrak oleh sebuah mobil yang sangat kukenali, ya mobil Max. Tidak lama Max keluar dari mobilnya dan disusul anak anak.
“Max kenapa kau membawa anak-anak? Kau gila?” tanyaku
“Aku tidak mau mereka di bunuh di rumah” jawabnya
“Akhirnya semuanya berkumpul” Ujar Four
“Lepaskan istriku” balas Max.
“Tenang saja kalian akan ku lepaskan, lepaskan ke neraka hahaha” Ujar Four sambil tertawa.
“wow lihatlah anakmu yang itu” ucapnya menunjuk Taley
“bukankah dia yang telah menyakiti anakku” lanjut four
“Jadi kau ayah dari Iky?” Tanya Taley
“Ya kau benar anakku menceritakannya semuanya padaku,kau lebih memilih Mino kan orang yang baru kau kenal dari pada anakku yang sudah kau kenal lama.” Ucap Four ke taley.
“Jadi dia mengadu cih kekanak kanakan sekali, asalkan kau tau saja aku dan Iky memang dekat tapi aku hanya menganggapnya sahabat, dan Mino dia adalah pacarku.” Jawab Taley.
“Sudah 2 kali Bree kau menyakiti ku” ucap Four
“CINTA TIDAK BISA DI PAKSAKAN” bentak Lulu
“Keluargamu lah yang salah mengartikan semua ini” ujar Yipen
“Diam kau bocah tengil!!” ucap Four sambil mengarahkan pistol ke arah anak anak
Max menarik tangan Taley dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya,
“Kau bermasalah dengan ku, bukan dengan mereka!!” ujar ku
Lulu berlari ke arah mobil dan sebelum dia sempat menutup pintu mobil, kakinya tertembak oleh Four.
“Tidakkkk!!!” teriakku
Aku mencoba melepas ikatan ku dan ternyata aku berhasil melepas ikatannya, Four tidak menyadarinya.
Max mengambil sesuatu dari sakunya dan langsung melemparkannya kearah Four.
“Aaaarrrhhhgggttttt!!!!” Four menjerit kesakitan. Tepat di tangan kirinya tertancap pisau Max
“Bukankah sakit?” Tanya Max
Dari belakang, aku membawa sebilah kayu dan memukulkannya ke kepala Four. Dia sempat terdiam namun dengan cepat dia berbalik dan mencekikku.
“Kau siap sayang?” ucap Four sambil menodongkan pistol kearah ku
“Mommyy… Don’t do it. Ku mohon jangan lakukan itu kepada mommy!!!” Taley berteriak sambil menangis
“Jika kau mau, tembaklah aku!!!” lanjut Taley
Sebelum sempat Four menembakkan peluru ke kepala ku, tiba tiba …
“Angkat tangan. Jangan bergerak” ujar polisi yang berhasil ditelfon oleh Lulu.
Polisi langsung menuju kearah Four. Dan Four dibawa oleh polisi menuju mobil polisi.
Mereka semua berkumpul dan saling berpelukan. Tetapi tidak dengan Lulu.
“Oya, Lulu. Kita harus segera ke mobil.” Ucap Max mengingatkan
Mereka semua berlari kearah mobil dan melihat keadaan Lulu yang telah pingsan dan berlumuran darah di kakinya.
“Oh tidak, lukamu cukup parah” ucap Max kaget
“Sebaiknya kita membawanya ke rumah sakit” ucapku
~
Selama di perjalanan Taley menangis sambil memeluk Lulu. Sasampainya di rumah sakit Lulu langsung di larikan ke ruang UGD.
“Kakamu tidak akan apa-apa baby” Max datang memeluk Taley erat.
Taley hanya diam.
“Mom ini minumlah” Yipen menyodorkan secangkir teh lalu dia duduk di sebelahku dan merangkulku
Aku mengambilnya dan meminumnya sedikit.
Tidak lama dokter pun keluar. Aku dan yang lainnya langsung berdiri menghampiri dokter itu.
“Anak kalian kalian tidak apa-apa,kita sudah mengeluarkan peluru yang ada di kakinya tetapi dia belom bisa berjalan lancar beberapa bulan ke depan.” ucap dokter itu
“terimakasih dok” balas Max.
“Apakah ka Lulu bisa berjalan lancer lagi?” Tanya Taley
“tentu saja dia bisa baby” jawabku.
~
-1 tahun kemudian-
“dimana anak-anak jam segini belom pulang?” Tanya Max
“Aku tidak tahu mungkin sedang jalan-jalan” Jawabku
“selamat ulang tahun perniakahan mom,dad” Yipen datang bersama seorang perempuan. Dia memberikan dua lembar kertas.
“apa ini sayang?” tanyaku
“lihat saja,aku keatas ya” jawabnya sambil menarik pacarnya
“Selamat ulang tahun pernikahan mom,dad” Lulu datang bersama Six guru private taley dan memberikan mereka memberikan kotak besar yang di bungkus rapih.
“terimakasih sayang” Ucap Max
Belum sempat aku bertanya apa isi dari kotak itu Taley datang bersama Mino
happy wedding anniversary mommy,daddy” dia memelukku dan Max
“terimakasih baby” ucapku
“Ini dariku dan Mino” Dia memberikan kotak besar juga namun yang ini lebih empuk.
“Taley ayo kita mulai belajar” Ucap Six tiba-tiba
“Whattt??” Taley  berteriak
Aku dan yang lainnya hanya tertawa kecil
~
Anak-anak sudah berada di lantai atas semua kini tinggal aku dan Max yang ada di bawah.
“Hey ayo lihat hadiah dari mereka” Ucap Max
Pertama aku melihat hadiah dari Yipen dan kita kaget ternyata kertas itu adalah voucher honeymoon di Hawai.
“Lumayan juga” ucap Max aku langsung melemparkan bantal ke arahnya.
Yang Kedua Dari Lulu. Max merobek dus yang membungkus hadiah itu.
“Apa ini?” Max mengeluarkan beberapa peralata dan mainan Bayi aku sangat terkejut.
“Sudahlah ayo buka yang Taley” Ucapku
“wow ini adalah baju” ujar Max
Aku mendekatinya dan aku Kaget lagi karena baju baju yang sangat banyak itu adalah baju bayi.
Max dan aku saling menatap.
“YIPEN, LULU, TALEY!!! KESINI KALIAN”

~THE END~

Sabtu, 03 Januari 2015

FF ~CASTLE~

 
CASTLE
Length : Oneshoot
Cast : All Master & Mistress

Kat pov

Suara riuh membangunkanku, saat ku melihat jam ternyata masih pukul 6.30 pagi. Saat ku lihat Bree, Blaire dan Cia sudah beranjak dari tempat tidur dan aku tidak tahu mereka dimana. Aku memutuskan untuk beranjak dari tempat tidurku untuk mencari tahu apa yang terjadi. Saat ku membuka pintu ternyata lorong kastil tempat kamarku berada sangat sepi. Aku menuruni tangga dan suara riuh itu mulai terdengar jelas ternyata suara itu berasal dari kamar yang berada tepat di bawah kamar ku,dan ternyata Bree, Blaire dan Cia ada disana. “apa yang terjadi?” ucapku dan mereka semua serentak melihat ke arahku. Bree kemudian menarik tanganku. “salah satu anak dari rombongan kita menghilang.” Ucap Bree dengan wajah panic. “Benarkah?? Siapa??” tanyaku. “Apakah kau tahu? Taley adik kelas kita” Jelas Blaire. “Mengapa bisa seperti itu?” tanyaku heran.
Tiba- tiba terdengar teriakan dari bawah tanah. ”Itu taley”ujar six. ”sepertinya kau mengenal sekali suaranya”ucap Eve.”kenapa memangnya,kau cemburu?” Tanya six.”pikir aja sendiri” jawab Eve dingin. Lalu Eric,Four dan Max berlari ke ruang bawah tanah. Aku,Lilith,Eve,Six,Bree,Blaire,Cia dan Bella mengikuti mereka.Tibalah kami di ruang bawah tanah. Disana ada seorang kakek-kakek. “mau apa kalian kemari?”ucap kakek itu seraya melihat kami tajam.”permisi apakah kau mendengar suara teriakan seorang perempuan?” ucap Cia.”Tidak aku tidak mendengarnya,sebaiknya kalian pergi dari sini karna tempat ini berbahaya!!” ucap kakek itu sinis. Akhirnya kami pergi dari ruangan itu.

Bella pov

Hari pun beranjak malam. Rombongan yang lain pun sudah pulang, tinggalah aku  dan teman teman ku yang masih ada di kastil ini. Karna kami penasaran dengan kastil ini. “Hey kalian, apa kah sudah tidur?” ucapku pelan. “Belum” jawab Eve. “Aku pun belum” lanjut Lilith. “Apakah kalian merasakan ada yang aneh dengan kastil ini?” tanyaku. “ya,kastil ini sangat menakutkan” jawab Eve. “Kau memang penakut” ucap Lilith dengan nada mengejek. “Takut bagi wanita itu wajar” ujar Eve membela dirinya. “Kalian…” ucapku dan mereka semua langsung diam serentak. Tiba-tiba terdengar suara langkah seseorang di lorong. Eve langsung berteriak ketakutan dan masuk kedalam selimut. “Bagaimana kalau itu hantu? Ohh, tidak tidak bagaimana kalau itu pembunuh? Ohh, tidak tidak bagaimana kalau ituu…” ucapan eve terpotong “Ssstttt… Kau ini, kita harus tenang” Lilith menenangkan.

Author pov

Knop pintu kamar mereka tiba-tiba bergoyang seperti ada yang ingin membukanya dari luar. Bella bangun dari tempat tidurnya dan langsung mengeluarkan pisaunya sambil berjalan kearah pintu. Saat pintu terbuka Bella langsung menodongkan pisaunya.”woa woa apa yang kau lakukan?” ucap Six sambil mengangkat tangannya. Eve,Lilith dan Bella menghembuskan nafasnya tenang. Ternyata Max,Four dan Eric ada disana juga.”kalian mengagetkan kami” ucap bella sambil menyimpan kembali pisaunya.”kalian yang mengagetkan kami,Eve berteriak sangat keras kami kira kalian kenapa kenapa” ujar Four sambil menyilangkan tangannya.”Tadi ada suara langkah kaki lalu Eve berteriak ketakutan”balas Bella. Eve hanya terdiam.”Sudahlah mungkin itu hanya penjaga kastil ini” ucap Eric sambil berlalu pergi ke kamar nya.”Kalian tidurlah kami berempat akan bergantian berjaga malam ini dan jangan lupa kunci pintu ini” ujar max. Dan mereka pun pergi dari kamar Eve,Lilith dan Bella. Tidak lama kemudian Eve,Lilith dan Bella tertidur pulas.

Blaire pov
Jam berapa ini??’ aku terbangun dan langsung melihat jam. ‘Masih jam 1 malam ternyata.’ Aku bangkit dari tempat tidurku di depanku terlihat Kat dan Cia sedang tertidur pulas dan saat aku menoleh ke kanan ‘hei dimana bree??.’ Lalu aku bangun dan berjalan kearah tempat  tidur Kat.”hei Kat bangun” ucap ku sambil menggoyangkan tubuh Kat pelan.”Hmm kau ini ada apa??”balas Kat dengan nada yang tidak jelas.”dimana bree?? dia tidak ada ditempat tidurnya” tanyaku pelan.”mungkin dia sedang ke kamar mandi” jawab Kat.”tapi tidak ada suara apapun dari kamar mandi”balas ku.”mungkin dia sedang berjalan-jalan keluar bersama yang lain,sudahlah tidak usah dipikirkan dia akan baik-baik saja.”ucap Kat lalu dia pun kembali tertidur.’mungkin Kat benar sebaiknya aku kembali tidur saja’ Aku pun melanjutkan tidurku yang sempat tertunda karna Bree.
 
Keesokan harinya saat aku bangun di sampingku sudah ada bree yang masih tertidur.’ternyata Kat benar dia baik-baik saja’  Aku langsung bergegas mandi. Saat aku keluar dari kamar mandi ternyata Bree sudah bangun dia sedang memainkan ponselnya.”hei Bree selamat pagi” ucapku basa basi.”hai Blaire selamat pagi juga” balasnya sambil terus memainkan ponselnya.”Bree bolehkah aku bertanya?” ucap ku.”tentu saja boleh”jawabnya dingin.”Kemana kau tadi malam?”tanyaku. Dia terdiam sejenak.”aku?? eumh aku tadi malam berjalan-jalan keluar sebentar.”jawabnya terbata-bata.”ohh aku kira kau menghilang seperti taley.”ujarku. Dia hanya diam saja. ‘aku masih curiga pada Bree.’


 Author pov

Siang ini mereka akan mencari tau apa yang ada di ruang bawah tanah tersebut.“Apakah semua sudah kumpul?”Tanya Four.”ya semua sudah hadir”jawab Max. Mereka pun berjalan ke ruang bawah tanah dan mereka sangat beruntung siang ini tidak ada kakek-kakek penjaga ruang bawah tanah yang kemarin itu. “Tidak ada yang aneh dengan ruangan ini” ucap Eric sambil berkeliling melihat-lihat seisi ruangan itu.”yak kau benar tidak ada yang aneh ayo kita pergi saja disini menakutkan” ucap Eve. “Tidak,kita harus cari tau apa yang terjadi” ujar Lilith sambil melihat kearah eve. ”hey lihat ini sebuah pintu” six berteriak dari ujung ruangan. Tiba tiba knop pintu itu bergoyang dan keluar lah kakek kakek itu dari balik pintu .”SUDAH KUPERINGATKAN KALIAN TIDAK BOLEH BERADA DISINI!!” bentak kakek itu. ”Maaf kek kami hanya ingin mencari adik kelas kami yang hilang.” Ucap six sambil menjauh dari kakek itu. ”Dia tidak ada disini dia sudah mati!!!” ucap kakek itu lagi. ”Setidaknya kami harus menemukan jasadnya,kami tidak perlu bantuanmu jadi jangan larang kami!!” ucap eric kesal.”Pergi kalian dari sini atau kalian akan mati juga!!” bentak kakek itu mengancam. Eve yang keakutan dia langsung lari keluar dari ruang bawah tanah itu.”Eve tunggu jangan pergi dulu.” Ucap Cia sambil mengejar eve.”Kita tidak bisa pergi tanpa Eve dan Cia” ujar max. ”Kau benar ayo kembali nanti kita cari tau lagi” jawab four. Dan mereka semua pun pergi dari ruang bawah tanah kecuali si kakek yang memang penjaga ruangan itu.
 
Akhirnya mereka berkumpul di kamar Eve,Lilith dan Bella.”Bree ada apa denganmu mengapa kau diam saja?” Tanya Blaire. ”Ya biasanya kau yang paling semangat” ucap kat. ”tidak ada apa apa” jawab bree singkat. ”sudah hampir gelap kita lanjutkan besok saja” ujar four sambil meninggalkan kamar itu dan diikuti Eric,Max dan Six. ”Kita ke kamar juga ya” ucap kat. ”oke” jawab Lilith. ”jangan lupa kunci pintu” ucap Cia mengingatkan. ”iya tidak akan lupa” jawab bella. Akhirnya mereka berada di kamar masing-masing. Haripun semakin gelap semuanya sedang tertidur pulas.

Blaire pov

‘kenapa ada suara langkah kaki di kamar?’ Aku bangkit dari ranjangku dan melihat Bree sedang berjalan keluar kamar.’Dia tidak menyadari aku bangun’ Akupun mengikuti Bree berjalan dan berusaha untuk tidak menimbulkan suara.’mau kemana dia tengah malam begini’ dia melewati kamar six dan yang lainnya. ’kukira dia akan kesana.’ Saat aku akan melewati kamar itu pintunya terbuka dan munculah Eric. Aku langsung membekap mulutnya sebelum dia bertanya “sstt jangan berisik.” Bisik ku pada eric. “Apa yang kau lakukan tengah malam begini?” tanya Eric pelan. “lihat” ucapku menunjuk Bree. “ayo kita ikuti” ujar Eric menarik tanganku. Akhirnya aku dan Eric mengikuti Bree. Dan tibalah kami di depan ruang bawah tanah. ”Apa yang dia lakukan di ruang bawah tanah itu?” tanyaku. ”Aku tidak tahu ayo” ucap Eric sambil menarik tanganku. “Lihat Bree masuk ke pintu itu” ucapku. “Apa jangan-jangan yang menculik Taley itu… Tidakkk” aku berteriak dan Eric langsung membekapku. ”Bisakah kau diam,Ayo kita kembali saja akan ku tanyakan pada Bree besok.” Ucap Eric dan membawaku pergi dari tempat itu. ”Beritahu kat dan Cia tentang ini,aku akan beritahu yang lain” ucap Eric aku hanya mengangguk pelan.”besok kita tanyakan pada bree bersama yang lainnya” bisik Eric padaku.

Keesokan harinya kami semua berkumpul di aula kastil. “Bree boleh kami Tanya sesuatu?” ucap Six membuka pembicaraan. ”Tentu” jawab bree. ”Dimana taley??” Tanyaku. Bree tersentak. ”Jadi kalian menuduhku menculik Taley?” Tanya Bree. ”Eric dan aku melihat semuanya kemarin malam” ucapku. ”Ya kami semua sudah tau 2 malam kemarin kau pergi ke ruang bawah tanah kan” Bentak eric. “ya dan suara langkah kaki pada tengah malam itu langkah kaki mu kan?” Ucap eve.  Bree terus di lontarkan pertanyaan- pertanyaan tapi dia hanya diam. “Bree bisakah kau bicara!!”ucap Four. Saat Bree akan bicara muncul seorang wanita paruh baya dari halaman belakang. ”Bukan dia pelakunya” Ucap wanita itu. ”Siapa kau??” Tanya Lilith. ”Aku warga di desa yang berada di dekat sini.” jawab wanita itu. ”Bukan teman kalian yang menculik teman kalian yang hilang ,aku mendengar semua pembicaraan kalian” Ucap wanita itu. ”Disini memang selalu terjadi hal seperti itu, biasanya kalian akan lupa dengan orang yang hilang, dan akan ingat kembali pada teman kalian yang hilang saat kalian sudah tidak ada di kastil ini ,tetapi sekarang kondisinya berbeda kalian ingat pada teman kalian yang hilang itu ini kesempatan kalian untuk mencari teman kalian dan misteri di kastil ini,” jelas wanita itu panjang lebar.”jadi apa yang kau lakukan 2 malam kemarin Bree?” Tanya Bella

Author pov

“aku mencari tahu semuanya sendiri karena saat malam penjaga ruang bawah tanah itu tidak ada” ucap Bree. ”kenapa kau tidak beritahu kami?” Tanya Cia. ”Aku takut menggangu tidur kalian” jawab Bree. ”Maaf kan kami telah menuduh mu Bree.” Ucap Four. “Iya tidak apa apa” jawab Bree singkat. ”lalu apakah kau sudah menemukan taley??” Tanya eve. ”belum masih ada lorong panjang yang harus kita lalui aku sudah menelusurinya tapi malah hanya berputar-putar ke pintu itu lagi.” jelas bree. ”Cara melewati lorong itu pertama kalian harus belok ke  kiri, lalu kanan, dan kanan lagi, lalu kir llagi, terakhir kanan setelah itu kalian pasti akan menemukan jalan buntu dengan 3 pintu, bukalah pintu nomer 2 yang ada didepan kalian,kalian akan langsung menemukan teman kalian tapi kalian harus behadapan dengan siren.” Jelas wanita itu. ”apa itu siren?” Tanya six. ”Siren adalah siluman putri duyung yang ada di bawah sana matanya putih dan giginya bertaring,di pintu 1 dan 3 itu adalah sebuah sungai yang penuh dengan siren dan dipintu 2 disitu juga terdapat sungai dan Ratu dari siren itu kalian harus melawanya karena mungkin teman kalian yang bernama taley itu akan jadi makanannya dan jangan sampai kalian terkena racun siren itu” jelas wanita itu. ”Tapi bagaimana kami melawannya?” Tanya eve ketakutan. ”Putuskan sirip ekornya sebelum dia menjadi manusia,siren dapat berubah menjadi manusia tetapi tidak akan lama,di sirip ekornya lah kelemahannya dan disitu juga tempat racunnya berada,di ujung sirip itu terdapat duri duri kecil jika kalian mengenainya dia akan menyalurkan racunnya dan jika racun itu banyak masuk ke tubuh kalian, maka kalian akan berubah menjadi siren juga.” Jelas wanita itu lagi. ”semoga kalian beruntung berhati hatilah siren sangat berbahaya,bawalah sebanyak-banyak senjata.” ucap wanita sambil berlalu pergi. ”Terimakasih” Ucap eric berteriak. ”Sebaiknya kita cari tahu malam saja agar tidak berurusan dengan kakek sialan itu” ujar Four.

Bree pov

Jam menunjukan pukul 9.30 malam. Sebelumnya kami sempat berdebat dengan Eve yang tidak mau ikut mencari Taley, dia sangat ketakutan. Kami juga tidak bisa meninggalkan dia sendiri di sini. Akhirnya mau tidak mau dia harus ikut dengan kami. Kami pun bergegas ke ruang bawah tanah. Dan benar penjaga sialan itu tidak ada. Saat tiba di ruang itu Max langsung menuju ke pintu di ujung ruangan itu. Sebelum ia membukanya dia sempat menatap kami. Seakan tahu dengan arti tatapan Max, Four langsung menganggukan kepalanya. Lalu Max membuka pintu perlahan. Aku sudah tidak kaget lagi dengan apa yang ada dibalik pintu itu. Karena aku sudah terbiasa memasuki pintu itu.

Author pov

Setelah Max membuka pintu. “Ruangan itu sangat gelap” ucap Eve sambil bersembunyi di belakang Six. “Itu bukan ruangan, itu lorong” jelas Bree. “Apakah ada yang ingat dengan kunci lorong itu?” Tanya Eric. “Kiri,kanan kiri kiri kanan,setahu ku sih begitu.” Ucap Bella. “Bukan. Tapi, kanan, kiri, kanan, kanan, kiri.” Ucap Lilith. “Hallahh semua nya salah.. Yang benar itu kiri, kanan, kanan, kiri, kanan.” Jelas Six. “kau yakin six?” Tanya Cia. “Tentu saja ingatan ku ini lebih baik daripada kalian semua” ledek Six. “Baiklah kita ikuti saja Six tapi jika salah…” Four terdiam sejenak. “Akan kubunuh kau” lanjut Four sambil mengeluarkan senternya dan berjalan mendahului yang lain. “Yayaya” ucap Six sambil mengikuti Four lalu diikuti oleh yang lainnya.

-SKIP-

Ternyata Ucapan Six itu benar. Dan tibalah mereka didepan di jalan buntu dengan  tiga pintu. “Ini benar- benar seperti ucapan wanita misterius itu” Ucap Blaire. “Eric, bukalah pintu no.2 itu” ucap Four. “ Kenapa harus aku?” Tanya Eric. “Memangnya kenapa? Kau takut?” Tanya Four. “Tentu saja tidak” ucap Eric sambil berjalan ke arah pintu no.2. “Siapkan senjata kalian. Kita tidak tahu apa yang ada di balik pintu no.2 itu” ucap Max. Eric pun membuka pintunya perlahan. Yang mereka lihat pertama kali adalah sungai dengan banyak bebatuan yang membentuk seperti sebuah jalan kecil. Yang kedua adalah seorang siluman putri duyung yang biasa disebut ‘Siren’ sedang tertidur di salah satu bebatuan itu dengan kaki atau ekor yang masuk kedalam air. Terakhir, kurungan dari besi yang di dalamnya berisi Taley yang sedang terbaring lemah. “Apakah itu yang disebut ratu Siren?” Tanya Cia. “Mungkin iya” jawab Lilith pelan. “Kurungan itu tidak terkunci” ujar Four. “Kenapa Taley tidak kabur saja ya” ucap Eve dan semua serentak menatap Eve. “Kalau dia bisa juga dia pasti akan kabur” ucap Bella. “Ya Bella benar lihatlah dia bergerak saja mungkin susah” lanjut Blaire. “apakah Taley mati?” Tanya Kat. “Kurasa tidak, dia masih bernapas” jawab Bree. “Kita ambil jalan memutar saja agar tidak melewati Siren itu” Ujar Max. “Ya benar kita lewat jalan yang sana” ujar Max sambil menunjuk jalan bebatuan yang satunya. “Batu itu licin, berhati-hatilah dan jangan ada yang berisik” ucap Eric. Four dan Max jalan duluan diikuti yang lainnya. Mereka benar-benar jalan dengan diam. Beberapa meter lagi mereka akan sampai ke kurungan itu tetapi, “arrrggggghhhhh….” Eve berteriak. Dia terpeleset tetapi, Six sempat memegang tangannya sehingga hanya sebagian tubuhnya  yang masuk ke dalam air. Mereka terdiam sejenak dan menatap Eve tajam. Six lalu menarik Eve dari air. “Maaf” Ucap Eve pelan.

“ohh tidak” ucap Six menatap kearah bebatuan yang lain. Mereka semua serentak melihat kearah yang Six lihat. Siren itu bangun dan sedang menatap mereka dengan tatapan benci. “hahaha kalian hebat bisa sampai disini” ucap Siren itu. “Aku bisa saja memanggil para pengawal ku untuk menangkap kalian” siren itu berteriak. “ Tapi sepertinya kalian bisa ku atasi sendiri” ucap Siren itu lagi. Siren itu langsung masuk ke dalam air dan saat dia muncul lagi dia sudah berada di pintu kurungan tempat taley berada. “Jangan ganggu dia” Ucap Bree. “Dia adalah makanan ku kalian mau melihat ku memakannya?” Tanya siren itu. Pada saat itu juga Taley terbangun dia langsung menjauh dari siren itu. “Taley kau baik baik saja?” Max berteriak. Taley hanya mengangguk dan menatap kami bingung. “kalian tenang saja dia tidak akan ku makan aku hanya bercanda tadi. Tapi, dia akan ku ubah menjadi seperti ku dan mengangkatnya menjadi anak ku.” Ucap siren itu. “Dia tidak akan menjadi anak mu!!” Bella berteriak. “Dia sudah ku masukan racunku  walaupun belum banyak” Ucap siren itu sambil menarik tangan Taley dan menusukan tangan Taley ke sirip ekornya. Taley berteriak kesakitan sambil meronta-ronta. Four langsung melempar pisaunya kearah Siren dan tepat mengenai tangan siren itu. Siren itu akhirnya melepaskan tangan Taley.  Lalu mereka pun mendekat kearah Taley dan Siren itu. Tiba-tiba rambut Siren itu memanjang dan membelit badan mereka terkecuali Eve dan Bree mereka berhasil meloloskan diri. “Eve lemparkan pisaumu kesini” Ucap six yang sedang berusaha melepaskan diri sama seperti yang lainnya. Tanpa pikir panjang Eve melemparkan pisaunya kearah Six. Tidak lama Six berhasil terbebas. “Eve bawa taley keluar dari sana” Ujar Bree sambil berjalan memutar. “Apa? Tidak,, aku tidak mau dekat-dekat dengan Siren itu” jawab Eve. “Lawan rasa takutmu Eve kami semua mengandalkan mu” ucap Four. “Baiklah baiklah” jawab eve sambil berjalan mendekat kearah Taley yang sedang ketakutan. “Aku akan mengalihkan perhatian siren sialan itu” Ucap six, dia langsung memotong rambut yang membelit teman-temannya. “hahaha” siren itu hanya tertawa. “Sepertinya hari ini aku mendapatkan banyak makanan” Ucap siren itu.
Eve berhasil membawa Taley keluar dari kurungan itu tanpa sepatah katapun. “kita tunggu disini saja” ucap Eve ke Taley sambil membawanya ke dekat pintu tempat mereka masuk. “Kalian merepotkan!” bentak siren itu. Siren itu menarik Six dan melemparkannya ke sembarang arah. Six terjatuh di atas bebatuan. Semuanya terkejut dan siren itu mulai menggulungkan rambutnya pada mereka. Saat siren itu akan melemparkan mereka seperti Six, Bree sudah tepat berada di belakang siren dan memutuskan ekor siren tersebut. Bree berhasil berjalan dalam diam memutari siren itu dan dia sekarang sudah berhasil memutuskan ekornya juga. Seketika rambut siren itu kembali seperti semula, Mereka semua berjatuhan. “tidakkkk” Siren itu berteriak. Bree menendang badan siren itu dan siren itu jatuh ke dalam air.
“Kita aman” Ucap Cia. “Six kau tidak apa-apa?” Tanya max. “Ya aku baik baik saja, tapi sepertinya tulang ini patah” ucap six sambil menunjuk bahunya. “dimana Eve dan Taley?” Tanya Lilith. “mereka sudah di lorong” jawab Bella. “Bree kau hebat” Puji Four. “Terimakasih Bree” ucap Eric. “Tidak-tidak kita semua hebat” Jawab Bree.
“Kalian cepat kesini Taley kejang-kejang” Eve berteriak dari dalam lorong. Mereka semua langsung menuju lorong. “Dia kenapa?” Tanya Eric. “aku tidak tahu dia mendadak kejang-kejang” Jawab Eve. “Apa dia akan berubah?” ucap Blaire. “Berubah?? Apa maksudmu?” Tanya Max. “Kau benar dia kan terkena racun itu.” ujar Lilith. “lihat dia sudah tidak kejang-kejang” ucap Cia. Mereka semua langsung menatap Taley. Tidak lama Taley pun tersadar dan kaget melihat semua yang ada disana memandangnya. “Siapa kalian?” Tanya taley sambil menjauh dari mereka. “Kau tidak tahu siapa kami?” ucap Bella. Taley hanya menggeleng. “yang jelas kami orang baik” ucap Max. “Ayo kita pergi dari sini” ujar four. Merekapun mulai berjalan ke luar dari lorong itu.

-SKIP-

Mereka telah sampai di aula Kastil. “Sebentar lagi pagi, ayo kita bereskan barang-barang dan pergi dari sini” Ujar Eric. “Aku akan telfon nomor sekolah memintanya menjemput.” Ucap Blaire sambil berlalu pergi. Setelah semuanya berkumpul kembali di aula, Taley tiba-tiba berteriak kesakitan dan meronta-ronta di tengah aula. Semuanya langsung menuju arah Taley. “Taley kau kenapa? Yang mana yang sakit?” Tanya Bree. “Seluruh tubuh ku” jawab Taley singkat. Mereka semua tersentak dan bingung. 15 menit berlalu Taley sekarang sudah tenang. “kalian berhasil” wanita itu datang lagi. “Ya kita berhasil, Tapi dia tidak” Ucap Six sambil menunjuk Taley. “Kenapa dia?” Tanya wanita itu. “Terkena racun siren” jawab Kat. “Apakah dia akan berubah jadi siren?” kini Bree bertanya. “Tergantung seberapa banyak racun itu masuk kedalam tubuhnya” jawab wanita itu. “Jika hanya sedikit dia hanya akan hilang ingatan sementara jika banyak mungkin dia akan berubah jadi siren” jelas wanita itu. “pantas saja dia tidak ingat dengan kami.” Ucap kat.  “Hanya ada satu cara membuktikannya” ujar wanita itu.

-SKIP-

Mereka kini sudah ada di depan sebuah danau di pinggir kastil sekarang. “Jika dia bisa bernapas di dalam air artinya cepat atau lambat dia akan menjadi siren,jika tidak bisa berarti dia tetap akan menjadi manusia biasa.” Jelas wanita itu. Tanpa pikir panjang Taley berjalan kearah danau saat melewati Eric dia mengambil pisau yang ada pada Eric “Taley apa yang kau lakukan?” Tanya Six. “jika aku bisa bernapas di dalam sana aku akan langsung membunuh diriku.” Ucap taley sambil terus berjalan ke arah danau. Semakin dia menjauh semakin tenggelam juga badannya. Bree dan kawan-kawannya mulai panik melihat Taley semakin tenggelam.
Tiba-tiba Taley menjerit meminta tolong. Bree melangkah maju untuk menolong Taley tapi ada yang menahan tangannya. “Biar aku saja kau terlalu banyak berkoban” ucap Max sambil memegang pipi Bree. “cepatlah Max nanti Taley benar-benar mati tenggelam.” Ujar Four. Akhirnya Max yang berenang menolong Taley dan membawa Taley ke pinggir. “Dia baik baik saja dia tidak bisa bernapas di dalam air itu artinya dia tidak akan berubah menjadi siren” ujar wanita itu sambil berlalu pergi. Tidak lama Taley tersadar. “hai taley” sapa Bree. “apa aku baik baik saja?” Tanya taley . “yak au baik” jawab Eric. “apakah kalian pahlawan ku?”Tanya Taley. Mereka hanya tertawa kecil. “Semoga ingatanmu cepat kembali ya” Ucap kat. “Ingatanku??” Tanya taley lagi. “Sudahlah ayo mungkin bus sekolah sudah ada di depan kastil.” Ujar Kat. “terimakasih” ucap Taley sambil tersenyum. “ber-terimakasihlah pada Bree dia pahlawannya” ucap Four sambil mengacak-ngacak rambut Taley dan melirik Bree. “Eveku juga pahlawan tadi dia berani sekali iya kan?” ucap Six sambil merangkul Eve. “Eveku?? Dih MODUS” Balas Eve sambil mendorong muka Six. “Sudahlah ayo kita pulang” Ujar Eric sambil menggengam tangan Blaire. “hari ini Bree sangat keren.” Ujar Max memuji Bree. “yeayyy Bree pahlawan kitaa!!” Eve bersorak sambil mengangkat tangannya. “Hidup Bree!!!” ucap Cia. “Ckckckck. Kalian sangat berlebihan. Tanpa kalian aku tidak mungkin bisa menyelamatkan Taley.” Ucap Bree.

Dan akhirnya mereka pun pulang dengan selamat meskipun ingatan taley belum kembali. Dan sejak kejadian itu tidak pernah terjadi hilangnya orang di kastil tersebut.

-2 BULAN KEMUDIAN –

“Hai Max” sapa Bree di depan kelas. “Hai cantik” balas Max. “Bagaimana liburan mu my hero??” Tanya Max. “Apasih kau ini.” Jawab Bree. “Cieeee!!! Cieee!!! Yang lagi pacarann” Eve datang bersama Six sambil berpegangan tangan. “Hmmm.. Ga nyadar diri tuhh. Sendiri nya pegang pegangan tangan tuuhh” ledek Bree. “Ihh.. Apasih Six, pegang pegang tangan ku!!” ucap Eve sambil melepaskan tangannya dari genggaman Six. Lalu Four dan yang lainnya datang. “Ciee.. Yang udah pada pacaran..” ucap Cia. “Iya dongg,, cari pacar gihh. Biar ga iri.”  Ledek Max sambil merangkul Bree. “Eric dan four juga belom punya pacar padahal mereka kan idolanya adek kelas” Ucap Bella. “Eric akan punya pacar jika si buta melih….” Ucapan Blaire terpotong karena Eric mencium pipinya. “jadi kalian…..” ucap Cia. “jahatnya tidak memberitahu kami” ujar Lilith. “Hehehe” Blaire hanya tertawa kecil.

Ketika mereka sedang bercanda ria, lewatlah Taley sambil berlari. “Hey Taleyy, tunggu sebentar” ucap Blaire. “Ya? Ada apa?” Tanya Taley. “Kau sudah ingat dengan kami?” Tanya Kat. “Ingat lah! 11 kaka kelas terfamous di sekolah kita ini. Masa lupa sih?” jelas Taley. “Kau benar ingat kami Taley? Kau masih ingat dengan kejadian itu?” Tanya Lilith meyakinkan. “Ya aku ingat. Memangnya aku pernah lupa dengan kalian?” ucap Taley. “Dan kejadian ituu?? Kau ingat?” Tanya Bella. “Kejadian apa?” Tanya Taley kebingungan. “Kau benar benar tidak ingat dengan kejadian itu?” Tanya Four. “Kejadian apa? Aku bingung..” Tanya Taley heran. “Kejadian saat kau di …..” ucapan Eve terpotong karena Six membekap Eve. “Kejadian, pada suatu ketika SI BISU BERBICARA KEPADA SI TULI BAHWA SI BUTA MELIHAT SI LUMPUH BERLARI SAMBIL MENJAMBAK SI BOTAK.” Ujar Eric dingin. Seketika semua yang ada disitu terdiam mendengar ucapan Eric. “kau tadi kan terburu buru, sudah lah kembali saja ke kelas mu.”ucap Four. “Okee!!” ucap Taley lalu berlari menuju kelasnya. Semuanya masih terdiam menatap Eric. “Apa? Ada yang salah dengan ku?, kata-kata itu aku dapat dari blaire” ujar Eric heran. “Ternyata, kau bisa juga melucu.” Ucap Bree. “Yaaa,, walaupun …” belum selesai Eve bicara, dia sudah ditarik oleh Six menuju kantin. “Kita ikuti mereka. Pasti mereka ke kantin.” Ucap Kat. “Bree dan Max yang traktirr!! Pasangan baruu!!! Hahaha” ucap Lilith. “Hey, aku belum menyetujuinyaa!!” ujar Max. “Tapi kita semua setuju!!” ucap Bella meledek. Bree hanya menggelengkan kepalanya. Akhirnya mereka semua pergi ke kantin.


THE END
MAAF BANYAK TYPO~
MAAF GA JELAS ~