PAST
Bree pov
Pagi ini
tepat jam 05.00 aku terbangun. Disebelah ku masih terdapat Max suamiku. Kami
telah 19 tahun menikah dan mempunyai 3 orang anak. Yang pertama Yipen ,yang
kedua Luvian biasa di panggil lulu, dan yang terakhir Taley. Mereka memiliki
perilaku yang berbeda satu sama lain, terkadang aku pusing dengan mereka yang
jarang sekali akur. Taley yang paling muda dia menjadi bahan untuk di jahili
oleh kedua kakaknya, dan dia pasti akan mengadu kepadaku atau Max itulah yang
membuat aku pusing. Walaupun begitu aku tetap sayang dengan anak-anakku dan
tentunya suamiku, Max.
~
Tepat jam
05.30 aku sudah selesai mandi dan membuat sarapan. Aku langsung menuju kamar
anak-anakku untuk membangunkan mereka. Pertama kamar Yipen
“Yipen
Bangun ayo sudah pagi kau harus kuliah.” Aku menggoyangkan tubuhnya pelan.
“iya mom”
jawabnya pelan
“cepat
mandi, mom sudah membuatkan sarapan” ucapku lagi lalu berlalu pergi menuju
kamar lulu
~
“hey sweetheart
ayo bangun sudah pagi” ujarku sambil menarik selimutnya.
“hey mommy
sayang” jawabnya
“cepat mandi
nanti kau terlambat” ucapku lagi
“baik mom”
jawabnya lalu pergi ke kamar mandi.
“kalau sudah
mom tunggu di meja makan ya,mom ke kamar Taley dulu” ucapku sambil pergi ke
kamar Taley
~
“baby bangun
ayo,sudah siang ini” aku duduk di pinggiran ranjangnya.
“hmmm baik
mom” jawabnya yang masih tidak bergerak hanya menjawab asal.
“baby ini
sudah siang ayo cepat mandi” ucapku lagi.
“iya mom 5
menit lagi” jawabnya sambil menarik selimutnya.
“baby bangun
sekarang atau kamu mau dad yang membangunkan hah?” tanyaku
Dia langsung
bangun dan mengambil handuknya lalu masuk ke kamar mandinya.
Aku berlalu
pergi dari kamarnya langsung menuju kamarku.
~
“morning
honey ayo bangun kau ada meeting hari ini” aku duduk disamping tubuh suamiku
yang masih terbaring.
“morning too
my beloved,apakah anak-anak sudah bangun?” tanyanya sambil menarikku kedalam
pelukannya lalu mencium keningku.
“ya sudah
mereka semua sudah mandi.” Jawabku
“Kau mandi
sana nanti telat” ucapku melepas pelukannya.
“aku malas
mandiin dong” pintanya
Aku langsung
melemparkan bantal ke arahnya dan tepat mengenai wajahnya.
“Cepat
mandi!!” ucapku sedikit membentaknya.
“Iya
baiklah” jawabnya dan berlalu ke kamar mandi
~
Kami semua
sudah berkumpul di meja makan.
“Mom aku
tidak ingin makan nasi hari ini aku ingin diet” Ucap Lulu memecahkan keheningan
“Ya Lu kau
memang harus diet jika tidak mau ku bilang bantet haha,dan harusnya lemakmu itu
kau sumbangkan ke Taley dia kan seperti rangka berjalan” ujar Yipen mengejek
“Mommyyyy”
Lulu dan Taley berteriak memanggilku.
“Hey
sudahlah kalian ini bisa tidak sehari tanpa saling mengejek atau menjahili?”
tanyaku
“tidak”
jawab mereka serentak
Aku hanya
menggelengkan kepalaku
“morning
kids” Max datang dan langsung duduk di sebelahku.
“morning
dad” jawab mereka lesu
“kenapa
kalian?” Tanya Max ke anak-anak
“dia
mengejekku” jawab Taley dan Lulu bersamaan sambil menunjuk Yipen.
Max hanya
tertawa kecil mendengarnya.
“mom,dad
bolehkah aku minta sesuatu?” Tanya taley
“Yes baby
kau mau apa?” jawab Max
“aku ingin
berangkat bersama daddy” ujar Taley
“loh kenapa
kau tidak mau berangkat bersama kakak mu?” Tanya Max
“Karena mereka
satu jurusan sedangkan aku berbeda, mereka menurunkan aku di belokan akhir
akhir ini, dan aku harus jalan dulu jauh untuk sampai di sekolah” ujar taley
“Yipen,Lulu benarkah
begitu?” tanyaku
Mereka hanya
diam. Aku dan Max sama sama menggelengkan kepala.
“Okay Taley
kau biar daddy yang antar” ucap Max
“Yeay” Taley
bersorak sambil menjulurkan lidahnya kearah Yipen dan Lulu.
“Yasudah aku
dan taley berangkat duluan ya, kau yipen hati-hati menyetir dan jangan
menurunkan adikmu di pinggir jalan mereka bukan cabe” ucap Max
Aku hanya
tertawa kecil.
“Taley kau
ke mobil duluan sana” ucap Max yang hanya di balas anggukan oleh Taley.
“mommy aku
berangkat dulu” ucap taley mencium pipiku
“Kau
hati-hati dirumah honey” Max mencium bibirku ku sekilas.
“Iya kau
juga hati-hati” jawabku sambil tersenyum.
Lalu Max
berlalu pergi ke mobilnya dan langsung menjalankan mobilnya.
“mom aku
juga berangkat ya” Yipen memelukku dan langsung menuju ke luar.
“aku juga
mom” ucap Lulu sambil memcium pipiku.
“katakan
pada Yipen hati hati saat menyetir okay” aku mengelus rambut Lulu.
“iya mom”
jawabnya singkat dan berlalu pergi.
~
Sore ini semua
keluargaku sudah berada di ruang keluarga, kecuali Max yang masih ada urusan di
kantornya
“Hey rangka
berjalan bagaimana sekolahmu?” Yipen bertanya kepada Taley
Aku hanya
tertawa kecil dan pura-pura tidak mendengengarnya.
Taley yang
sedang membaca buku langsung melemparkan bukunya kearah Yipen.
“Sepertinya
akan terjadi perang dunia 3” Ucap Lulu.
“Hey ka
Lulu, bukan kah dia tampan?” Tanya Taley sambil menunjukan sebuah foto dari
handphonenya kea rah Lulu.
“tidak-tidak,lebih
tampan guru private mu” jawab Lulu
“siapa??
Mr.six? nooo dia menyebalkan” ucap Taley
“Dia tampan
sekali kau ini” balas Lulu
“Sudah-sudah
yang jelas aku lebih tampan” Yipen datang membawa banyak sekali makanan
Aku langsung
berlalu pergi, karena aku tahu ruang keluarga pasti akan menjadi hancur. Tidak
lama bel rumah pun berbunyi. ‘Ting Nong…
Ting Nong…’ Aku langsung membuka pintu rumah dan ternyata tidak ada orang
disana. Dan tepat disana aku melihat kebawah dan disana terdapat sepucuk surat
dari seseorang yang dirahasiakan. Aku membuka sepucuk surat itu dan didalam
surat itu terdapat kata kata ‘ KELUARGA
MU AKAN HANCUR ‘ dengan menggunakan tinta merah. Melihat itu aku kaget dan
Taley datang menemuiku menanyakan siapa yang datang bertamu ke rumah.
“bukan siapa
siapa baby, hanya saja mommy mendapat sepucuk surat.”
“surat?
Surat dari siapa mom? Surat cinta yaa??” ujar Taley dengan bergurau
“apa apaan
sih kamu ini baby, bukan surat cinta”
“lantas apa
dong mom? Mommy membuat aku jadi penasaran saja” ucap taley sambil bertanya
Tanya
“ahh sudah
kamu masuk saja sana ini hanya surat dari kantor daddy” jawab ku
“ya sudah”
Taley masuk kembali ke ruang keluarga dan mengambil makanan dari tangan Yipen
lalu pergi ke kamarnya.
“Heyyy!!
It’s mine” Yipen berteriak dan mengejar Taley ke kamarnya namun Taley berhasil
mengunci pintunya.
~
Aku langsung
menuju kamar ku dan menyembunyikan surat itu di bawah baju di dalam lemari.
Tidak lama
bel berbunyi lagi.
“Biar aku
yang buka mom” Ucap Lulu
Karena aku
penasaran akupun keluar melihat siapa yang datang.
“hai sayang”
Max Masuk dan memeluk Lulu.
“Dimana yang
lain honey?” Tanya Max sambil mendekatiku
“Taley di
kamarnya, Yipen aku tidak tahu sepertinya di dapur” Jawabku
“Aku ingin
menemui mereka” ucapnya.
Aku menahan
tangannya
“kau mandilah
dulu honey aku sudah menyiapkan air, kau pasti lelah nanti juga bertemu saat
makan malam” Ujarku
“Okey
baiklah” Jawabnya dan berlalu ke kamar
~
Max dan aku
sudah berada di ruang makan. Tetapi anak-anak belum juga turun.
“Hey kids!!
Let’s go dinner” Max berteriak memanggil anak anak
“yes dad,
wait” ucap Yipen
“sebentar”
teriak Lulu
“five minute
again dad” lanjut Taley
“kenapa
mereka seperti berada diruang yang sama? Tumben sekali” Max bertanya
kebingungan
“Mungkin
mereka sudah akur. Atau mereka sedang merencanakan sesuatu” jawabku
“Mungkin
saja mereka sedang membicarakan tentang gebetan mereka di sekolah” ujar Max
sambil terawa kecil
“Tidak
bolehh!! Taley masih terlalu kecil untuk pacaran” aku menyanggah
“Heyy, Taley
sudah remaja. Biarkan saja dia jatuh cinta” Max berbicara sambil berjalan
kearah tangga.
Sebelum Max
naik untuk memanggil mereka, Taley Yipen dan Lulu sudah berada di tengah tengah
tangga.
“Kenapa lama
sekali?” aku bisa mendengar Max bertanya kepada anak anaknya
“Tadi Taley
mengajak kami bermain dulu” jawab Lulu
“Ko aku?
Selalu saja aku yang disalahkan” ucap Taley sambil berlari ke ruang makan.
~
Akhirnya
Kami makan sambil bercanda. Aku tidak menceritakan sedikit pun tentang surat
itu ke keluargaku aku tidak ingin mereka panik.
“Mom kenapa
kau melamun” Aku mendengar Lulu bertanya ke padaku.
Mereka semua
sedang menatapku
“Honey kau
baik-baik saja?” Tanya Max
“Ya aku
tidak apa apa hehe” Jawabku asal.
“mom,dad
kalian tau tidak besok hari apa?” Tanya Taley
“Hari selasa
baby, memangnya ada apa?” aku balik bertanya
Taley
menepuk jidatnya sendiri.
“Ya besok hari
selasa daddy ada meeting lagi mungkin bisa sampe larut malam” ujar Max
“yah daddy
meeting terus nih” Ucap Yipen sambil mengunyah makanannya
“Hey Yipen
jika ingin bicara telan dulu makananmu, mengajarkan yang tidak baik saja pada
adik-adikmu” Max menegur Yipen.
Yipen dan
yang lainnya hanya diam.
Selesai
makan kita semua pergi kekamar masing-masing.
~
“Hey honey
apakah terjadi perang hari ini” Tanya Max
“Ya tentu
saja,tidak pernah terlewatkan” jawabku sambil berbaring di sebelahnya
“hahaha” dia
hanya tertawa kecil
Aku
mendekatinya lalu memeluknya. Kami pun tertidur.
~
Jam berapa
ini knp diluar sangat berisik. Aku melihat jam ternyata masih jam 00.00. Aku
pun kembali tidur, namun tiba tiba lampu kamar menyala dan suara terompet
mengagetkan ku dan sepertinya Max juga
“Selamat
Ulang tahun pernikahan Mommy, Daddy” Taley naik ke tempat tidur dan mencium
pipi kami satu persatu.
“kalian
mengingatnya? Bahkan kami lupa” ucap max memeluk Taley.
“Tentu saja
kami mengingatnya” Jawab Yipen sambil menyalakan lilin berbentuk 19 di cake
yang Lulu bawa.
“sekarang
tiup ini mom,dad” Lulu mendekati kami
Aku dan Max
meniup cake itu bersamaan lalu memeluk mereka satu persatu.
“Sudah
kalian kembali tidur sana, masih sangat pagi” Ucapku
“baiklah”
jawab Lulu
Mereka kini
sudah keluar dari kamarku
“selamat
ulang tahun pernikahan honey” Max menyodorkan sebuah kotak kecil.
“apa ini?”
tanyaku
“buka saja”
jawabnya
Dan saat ku
buka ternyata isinya adalah sebuah kalung perak
“sini
kupaikan” Ucap Max sambil mengambil kalung itu
Setelah
terpasang aku melihat ke cermin.
“kalung ini
cocok untukku,terimakasih Max” aku mendekatinya dan mencium bibirnya.
~
Pagi ini
anak-anak dan Max sudah berangkat.
“huh tidak
enaknya sendirian dirumah” ucapku sambil terus mengganti saluran di TV
“Lebih baik
aku membersihkan rumah saja” aku bangkit dan langsung menuju ke atas, kamar
anak anak.
~
Tepat jam
11.45 aku sudah selesai membersihkan seluruh ruang di rumah ini.
Saat aku
menuju dapur untuk memasak. ‘Ting nong….
Ting nong…’ bel pintu berbunyi.
Aku langsung
membuka pintu dan tidak ada siapa-siapa. Saat aku berjalan satu langkah keluar
aku menendang sesuatu. Sebuah kotak yang di bungkus rapi tepat berada si bawah
kaki ku. Aku langsung mengambil kotak itu dan membawanya ke dalam rumah.
“Pasti ini
kerjaannya Max atau anak-anak” ucapku lalu duduk dan membuka kotak itu.
Aku terkejut
saat melihat isi kotak itu adalah 5 boneka yang terdiri dari 2 boneka besar
laki -laki dan perempuan. Dan 3 boneka kecil dengan 2 perempuan dan 1
laki-laki. Yang membuat aku terkejut adalah semua boneka itu kotor, badannya
seperti sudah di tusuk-tusuk. Aku menutup kotak itu lagi dan membawanya keluar
untuk ku buang. Saat aku sudah tepat berada di depan tong sampah, semuanya
menjadi gelap.
~
Max pov
Meeting hari
ini sudah selesai, tidak kusangka meeting hari ini hanya sebentar. Handphone ku
tiba-tiba saja berbunyi. Saat kulihat ada pesan masuk namun nomernya tidak
dikenali. Aku langsung membuka pesan itu, dan isinya adalah sebuah foto. Tanpa
pikir panjang aku langsung menuju mobilku dan menjalankannya sangat cepat
menuju rumah. Setelah sampai dirumah aku langsung membuka pintunya dan ternyata
tidak di kunci. Di ruang keluarga terlihat 3 anak ku sedang bercanda ria.
“Dimana
mom?” tanyaku beruhasa tenang
“Tidak tahu
dad saat aku pulang mommy sudah tidak ada di rumah dan pintu rumah terbuka
begitu saja” Jawab Taley
“cepat
kalian pergi ke mobil” ucapku
Mereka semua
menurut dan langsung pergi ke mobil. Aku menjalankan mobilku sangat cepat.
“Yipen nyalakan
GPS mu lacak nomer ini” aku menyerahkan handphone ku
“Baik”
Jawabnya singkat
“Daddy ada
apa ini?” Tanya Lulu
“Lihat nanti
saja” jawabku
“Daddy
pelan-pelan” Ucap Taley
“Mommymu
hilang dan kau masih bisa bilang pelan-pelan hah” balasku sedikit mebentak
“mommy
hilang?” Tanya Yipen
“ya
seseorang menculiknya dan mengirimkan foto mommy kalian sedang diikat” jawabku
Aku melihat
ke belakang Taley sangat ketakutan.
“sayang bisa
kau kencangkan sabuk adikmu?” ucapku pada Lulu
“Baik dad” jawabnya
lalu dia mengencangkan sabuk Taley
“maafkan
Daddy tadi membentak mu baby” ujarku dan dia hanya diam ketakutan
“daddy
disana di gudang itu” Yipen menunjuk sebuah gudang di ujung jalan
Aku langsung
menambah kecepatan mobilku dan langsung menabrakkannya ke pintu gudang itu. Aku
dapat mendengar Taley dan Lulu berteriak.
“Kalian
tidak apa-apa?” Tanyaku melihat ke belakang
Mereka hanya
mengangguk.
~
Bree Pov
Aku
terbangun dan kepalaku sangat pusing.Aku mengedarkan pandanganku ‘dimana ini?’ ucapku di dalam hati. Aku
baru tersadar bahwa aku diikat di sebuah kursi di dalam gudang penuh debu. Dari
kejauhan terdengar suara langkah kaki mendekati ku
“siapa kamu?
Apa yang kau inginkan dari ku?” aku berteriak sangat keras.
Aku dapat
melihat bahwa dia adalah seorang pria menggunakan masker. Tidak lama dia
membuka maskernya.
“Four”
ucapku kaget
“kau masih
mengenaliku hah?” tanyanya
“mau apa kau
ini? Apa masalah mu dengan keluarga ku?” aku balik bertanya
“kau tidak
ingat hah? Kau tidak ingat kejadian 19 tahun yang lalu? Kau memutuskan hubungan
kita dan menikah dengan laki-laki sialan itu.”
“Aku memang
mencintainya” jawabku
“seharusnya
aku akan merusak keluargamu setahun lagi tepat saat 20 tahun pernikahan
kalian,namun anakmu yang terkecil membuatku ingin melakukannya sekarang”
ujarnya.
Dan tiba
tiba pintu gudang itu di tabrak oleh sebuah mobil yang sangat kukenali, ya
mobil Max. Tidak lama Max keluar dari mobilnya dan disusul anak anak.
“Max kenapa
kau membawa anak-anak? Kau gila?” tanyaku
“Aku tidak
mau mereka di bunuh di rumah” jawabnya
“Akhirnya
semuanya berkumpul” Ujar Four
“Lepaskan
istriku” balas Max.
“Tenang saja
kalian akan ku lepaskan, lepaskan ke neraka hahaha” Ujar Four sambil tertawa.
“wow
lihatlah anakmu yang itu” ucapnya menunjuk Taley
“bukankah
dia yang telah menyakiti anakku” lanjut four
“Jadi kau
ayah dari Iky?” Tanya Taley
“Ya kau
benar anakku menceritakannya semuanya padaku,kau lebih memilih Mino kan orang
yang baru kau kenal dari pada anakku yang sudah kau kenal lama.” Ucap Four ke
taley.
“Jadi dia mengadu
cih kekanak kanakan sekali, asalkan kau tau saja aku dan Iky memang dekat tapi
aku hanya menganggapnya sahabat, dan Mino dia adalah pacarku.” Jawab Taley.
“Sudah 2
kali Bree kau menyakiti ku” ucap Four
“CINTA TIDAK
BISA DI PAKSAKAN” bentak Lulu
“Keluargamu
lah yang salah mengartikan semua ini” ujar Yipen
“Diam kau
bocah tengil!!” ucap Four sambil mengarahkan pistol ke arah anak anak
Max menarik
tangan Taley dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya,
“Kau
bermasalah dengan ku, bukan dengan mereka!!” ujar ku
Lulu berlari
ke arah mobil dan sebelum dia sempat menutup pintu mobil, kakinya tertembak
oleh Four.
“Tidakkkk!!!”
teriakku
Aku mencoba
melepas ikatan ku dan ternyata aku berhasil melepas ikatannya, Four tidak
menyadarinya.
Max mengambil
sesuatu dari sakunya dan langsung melemparkannya kearah Four.
“Aaaarrrhhhgggttttt!!!!”
Four menjerit kesakitan. Tepat di tangan kirinya tertancap pisau Max
“Bukankah
sakit?” Tanya Max
Dari
belakang, aku membawa sebilah kayu dan memukulkannya ke kepala Four. Dia sempat
terdiam namun dengan cepat dia berbalik dan mencekikku.
“Kau siap
sayang?” ucap Four sambil menodongkan pistol kearah ku
“Mommyy…
Don’t do it. Ku mohon jangan lakukan itu kepada mommy!!!” Taley berteriak
sambil menangis
“Jika kau
mau, tembaklah aku!!!” lanjut Taley
Sebelum
sempat Four menembakkan peluru ke kepala ku, tiba tiba …
“Angkat
tangan. Jangan bergerak” ujar polisi yang berhasil ditelfon oleh Lulu.
Polisi
langsung menuju kearah Four. Dan Four dibawa oleh polisi menuju mobil polisi.
Mereka semua
berkumpul dan saling berpelukan. Tetapi tidak dengan Lulu.
“Oya, Lulu.
Kita harus segera ke mobil.” Ucap Max mengingatkan
Mereka semua
berlari kearah mobil dan melihat keadaan Lulu yang telah pingsan dan berlumuran
darah di kakinya.
“Oh tidak,
lukamu cukup parah” ucap Max kaget
“Sebaiknya
kita membawanya ke rumah sakit” ucapku
~
Selama di
perjalanan Taley menangis sambil memeluk Lulu. Sasampainya di rumah sakit Lulu
langsung di larikan ke ruang UGD.
“Kakamu
tidak akan apa-apa baby” Max datang memeluk Taley erat.
Taley hanya
diam.
“Mom ini
minumlah” Yipen menyodorkan secangkir teh lalu dia duduk di sebelahku dan
merangkulku
Aku
mengambilnya dan meminumnya sedikit.
Tidak lama
dokter pun keluar. Aku dan yang lainnya langsung berdiri menghampiri dokter itu.
“Anak kalian
kalian tidak apa-apa,kita sudah mengeluarkan peluru yang ada di kakinya tetapi
dia belom bisa berjalan lancar beberapa bulan ke depan.” ucap dokter itu
“terimakasih
dok” balas Max.
“Apakah ka
Lulu bisa berjalan lancer lagi?” Tanya Taley
“tentu saja
dia bisa baby” jawabku.
~
-1 tahun
kemudian-
“dimana
anak-anak jam segini belom pulang?” Tanya Max
“Aku tidak
tahu mungkin sedang jalan-jalan” Jawabku
“selamat
ulang tahun perniakahan mom,dad” Yipen datang bersama seorang perempuan. Dia memberikan
dua lembar kertas.
“apa ini
sayang?” tanyaku
“lihat
saja,aku keatas ya” jawabnya sambil menarik pacarnya
“Selamat
ulang tahun pernikahan mom,dad” Lulu datang bersama Six guru private taley dan
memberikan mereka memberikan kotak besar yang di bungkus rapih.
“terimakasih
sayang” Ucap Max
Belum sempat
aku bertanya apa isi dari kotak itu Taley datang bersama Mino
“happy wedding anniversary mommy,daddy” dia memelukku dan Max
“terimakasih baby” ucapku
“Ini dariku dan Mino” Dia memberikan
kotak besar juga namun yang ini lebih empuk.
“Taley ayo kita mulai belajar” Ucap Six
tiba-tiba
“Whattt??” Taley berteriak
Aku dan yang lainnya hanya tertawa kecil
~
Anak-anak sudah berada di lantai atas
semua kini tinggal aku dan Max yang ada di bawah.
“Hey ayo lihat hadiah dari mereka” Ucap
Max
Pertama aku
melihat hadiah dari Yipen dan kita kaget ternyata kertas itu adalah voucher
honeymoon di Hawai.
“Lumayan
juga” ucap Max aku langsung melemparkan bantal ke arahnya.
Yang Kedua
Dari Lulu. Max merobek dus yang membungkus hadiah itu.
“Apa ini?”
Max mengeluarkan beberapa peralata dan mainan Bayi aku sangat terkejut.
“Sudahlah
ayo buka yang Taley” Ucapku
“wow ini
adalah baju” ujar Max
Aku
mendekatinya dan aku Kaget lagi karena baju baju yang sangat banyak itu adalah
baju bayi.
Max dan aku
saling menatap.
“YIPEN,
LULU, TALEY!!! KESINI KALIAN”
~THE END~